Skip to main content

Rute Angkutan ke Unpad Jln. Dipati Ukur

Untuk menuju kampus unpad yang berada jalan dipati ukur ini cukuplah mudah karena sudah tersedia banyak angkutan umum. Berikut adalah rute transportasi umum menuju kampus Unpad yang berada di Jalan Dipati Ukur,

Jika Dari Terminal Bis Leuwi Panjang:

Naik Bis Damri Dipati Ukur-Leuwi Panjang

Rutenya: Terminal Leuwi Panjang – Jalan Kopo – Jlalan Pasir Koja – Jalan Astana Anyar – Jalan Gardu Jati – Jalan Kebon Jati – Terminal Stasiun – Jalan Suniaraja – Jalan Stasiun Timur – Viaduct – Jalan Wastu Kencana – Jalan RE. Martadinata (Riau) – Jalan Insinyur H. Juanda (Dago) – Dipati Ukur



Jika Dari Kampus Jatinangor:

Naik Bis Damri Jatinangor- Dipati Ukur

Rutenya: Jatinangor – Cileunyi – Tol Padaleunyi – Jalan Moh. Toha – Jalan Astana Anyar – Jalan Gardu Jati – Jalan Kebon Jati – Jalan Suniaraja – Viaduct – Jl. Wastu Kencana – Jalan Insinyur H. Juanda (Dago) – Dipati Ukur



Jika Dari Terminal Angkot Kebon Kelapa:

Naik Angkot Kebon Kelapa (Abdul Muis)-Dago (hijau-oranye)

Rutenya: Terminal Kebon Kelapa – Jalan Dewi Sartika – Jalan Kautamaan Istri – Jalan Balong Gede – Jalan Pungkur – Jalan Karapitan – Jalan Sunda – Jalan Sumbawa – Jalan Belitung – Jalan Sumatera – Jalan Aceh – Jalan Sulawesi – Jalan Seram – Jalan RE Martadinata (Riau) – Jalan Insinyur H. Juanda (Dago) – RS. Boromeus (Dago) kemudian bisa lanjut dengan jalan kaki ke arah Jalan Hasanuddin menuju Jalan Dipati Ukur atau bisa lanjutk dengan naik angkot Dipati Ukur-Panghegar (arah yang menuju Dipati Ukur) dari pertigaan Dago-Jalan Ganesha-Jalan Insinyur H. Juanda (Dago)-Jalan Teuku Umar- Jalan Dipati Ukur sampai di Kampus Unpad


Jika naik Angkot Kebon Kelapa (Abdul Muis)-Ledeng (hijau-biru muda)

Rutenya adalah: 
Dari Terminal Kebon Kelapa – Jalan Dewi Sartika – Jalan Kautamaan Istri – Jalan Balong Gede – Jalan Pungkur – Jalan Karapitan – Jalan Sunda – Jalan Sumbawa – Jalan Lombok – Jalan Banda (GOR Saparua)– kemudian dilanjutkan angkot Riung Bandung-Dago (putih-hijau)-Jalan Banda-Jalan Cilamaya-jalanbDiponegoro-Jalan Aria Jipang-Jalab Cikapayang-underpass Flyover Pasopati-Jalan Panatayuda-Jalan Dipati Ukur




Jika Dari Terminal Bis Cicaheum:

NaikbAngkot Cicaheum–Ciroyom (Hijau-Strip Oranye (mobil kijang)

Rutenya:
Terminal Cicaheum – Jalan PHH. Mustofa (Suci) – Jalan Surapati (Suci) – Lapangan Gasibu (Surapati) – Jalan Panatayuda – Jalan Dipati Ukur



Jika Dari Stasiun Kereta Api Kebon Kawung:

Rutenya adalah: 
Jalan Stasiun Barat (Stasiun Bandung) – Jalan Stasiun Timur – Viaduct – Jalan Perintis Kemerdekaan – Jalan Wastu Kencana – Jalan RE. Martadinata – Jalam Insinyur H. Juanda – RS Boromeus (Dago) – bisa dilanjutkan dengan berjalan kaki ke arah Jalan Hasanuddin menuju Jalan Dipati Ukur atau dilanjutkan dengan angkot Dipati Ukur-Panghegar (arah menuju Dipati Ukur) dari pertigaan Dago-Jalan Ganesha-Jalan Ir. H. Juanda (Dago)-Jalan Teuku Umar- Jalan Dipati Ukur (Kampus Unpad)



Jika Dari Bandara Husein Sastranegara:

Disana tidak ada angkutan umum langsung kecuali naik taksi untuk keluar dari bandara. Jika tidak menggunakan taksi, kita bisa berjalan kaki terlebih dahulu hingga sampai di pertigaan jalan menuju bandara dan Jalan Lintas Husein. Dari pertigaan tersebut, kita  bisa menggunakan angkot lintas Husein yang berwarna biru muda hingga ke pertigaan Jalan Pajajaran dengan tanda (Patung/Gerbang). Kemudian, dari Jalan Pajajaran, kamu bisa menggunakan angkot Cicaheum-Ciroyom menuju Jalan Dipati Ukur. Rute Alternatif lainnya, dari Jalan Pajajaran, bisa naik angkot Ciroyom-Ciburial atau angkot Ciburial-Cicaheum hingga ke Jalan Dipati Ukur.




Dari Arah Cimahi:

Naik Angkot Cimahi-Leuwi Panjang

Rute 1: Terminal Sangkuriang – Jalan Encep Kartawiria – Jalan Wiganda Sasmita – Jalan H. Amir Machmud – Leuwipanjang

Rute 2: Terminal Pasar Antri – Jalan Sriwijaya I – Jalan Sriwijaya Raya – Jalan Stasiun – Jalan Gatot Subroto – Jl. Rd. Embang Artawidjaja – Jalan H. Amir Machmud – Terminal Leuwipanjang

Rute 3: Padalarang – Jalan H. Amir m- Jalan Sangkuriang – Terminal Sangkuriang – Jalan Encep Kartawiria – Jalan Wiganda Sasmita – Jalan H. Amir Machmud – Leuwipanjang

Dapat dilanjutkan dengan bis Damri Leuwi Panjang- Dipati Ukur




Jika Dari Pintu Tol Pasteur:

Rutenya: 
Pintu Tol Pasteur-Pasteur-Flyover Pasopati-underpass Jalan Taman Sari (Balubur)-Jalan Cikapayang-Jalan Ir. H. Juanda-Jalan Dipati Ukur

Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa...

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang k...

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b...