Skip to main content

Sumber, Bukti, dan Fakta Sejarah

Berikut ulasan lengkap tentang Sumber, Bukti, dan Fakta Sejarah

1. Sumber sejarah
Sejarah dimulai yang berawal dari cerita-cerita rakyat atau legenda yang mampu mengungkapkan peristiwa pada masa lalu, walaupun penuh dengan berbagai mitos yang perlu diteliti dengan
lebih lanjut agar cerita tersebut dapat digunakan sebagai sumber sejarah. Masyarakat pada zaman dahulu memang memberikan informasi sejarah secara turun temurun dan mereka mempercayai serta menganggap benar apa yang telah mereka terima dari para nenek moyangnya yang terlihat dari peninggalan - peninggalan di sekitar tempat tinggalnya. Maka dari itu, untuk mengungkapkan kembali  sejarah tersebut, tidak mungkin dilakukan penelitian tanpa sumber yang memadai, artinya adalah menggunakan sumber yang mendukung sehingga mampu mendekati kebenaran suatu peristiwa sejarah masa lampau.

Pengertian Sumber Sejarah
Apa itu sumber sejarah?
Sumber sejarah adalah semua yang menjadi pokok sejarah. Menurut seorang ahli, Moh. Ali, yang dimaksud sumber sejarah adalah segala sesuatu yang berwujud dan tidak berwujud, dan juga berguna bagi penelitian sejarah sejak zaman purba hingga sekarang. Sementara menurut Muh. Yamin yang mengatakan bahwa sumber sejarah itu adalah kumpulan benda kebudayaan yang berguna untuk membuktikan sejarah.

Konsep dan Aktualita Menentukan usia peninggalan sejarah bisa dilakukan dengan tiga cara seperti dibawah ini.

1. Tipologi
Ini adalah cara penentuan usia peninggalan budaya yang didasarkan pada bentuk tipe dari suatu peninggalan. Makin sederhana bentuk peninggalan, maka makin tua usia benda. Namun dengan cara tipologi seringkali timbul masalah yang dikarenakan benda yang sederhana belum tentu dibuat lebih dahulu dibanding dengan benda yang lebih halus dan sempurna buatannya. Contohnya adalah benda dari tanah liat pada zaman sekarang ini dipakai bersama-sama dengan benda dari logam dan plastik.

2. Stratigrafi
Apa itu Stratigrafi? Stratigrafi adalah cara penentuan umur suatu benda peninggalan yang didasarkan pada lapisan tanah di mana benda itu berasal atau ditemukan. Semakin ke bawah lapisan tanah di tempat penemuan benda peninggalan budaya, maka akan semakin tua usianya sehingga dapat disimpulkan bahwa lapisan yang paling atas adalah lapisan paling muda.

3. Kimiawi
Cara kimiawi ini adalah suatu cara penentuan umur benda peninggalan yang berdasarkan dari unsur kimia yang dikandung pada benda itu, misalnya adalah, unsur C-14 (Carbon 14) atau unsur Argon.

Ada tiga macam sumber sejarah yaitu :

a. Sumber tertulis
Apa itu sumber tertulis?
Adalah sumber sejarah yang diperoleh melalui peninggalan - peninggalan tertulis, atau catatan peristiwa yang terjadi di masa lampau, misalnya seperti
dokumen, naskah, prasasti, piagam, babad,  tambo (catatan tahunan dari Cina), surat kabar, dan rekaman. Sumber tertulis ada dua, yaitu sumber primer (dokumen) dan sumber tertulis sekunder (buku perpustakaan). Pernah melihat sumber tertulis?

b. Sumber lisan
Apa itu sumber lisan? adalah keterangan langsung dari para pelaku atau saksi mata dari peristiwa yang terjadi pada waktu di masa lampau. Misalnya adalah seorang anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) yang dulunya pernah bergabung dalam Serangan Umum menceritakan peristiwa yang dialaminya kepada orang lain, apa yang dialami dan dilihat serta yang dilakukannya itu adalah penuturan lisan (sumber lisan) yang dapat dipakai untuk bahan penelitian sejarah. Dapat juga berupa penuturan masyarakat di sekitar kota Yogyakarta saat 1 Maret 1949 yang ikut menyaksikan Serangan Umum tersebut, penuturannya juga dapat dikategorikan sebagai sumber lisan. Jika sumber lisan berupa cerita rakyat (folklore), maka perlu dicermati kebenarannya sebab penuh dengan berbagai mitos.

Selanjutnya adalah Menara Songgo Buwono yang konon merupakan tempat bertemunya antara Nyai Roro Kidul dengan Paku Buwono yang merupakan Raja Mataram, ini dapat menjadi sumber benda kuno dan cerita lisan.

c. Sumber benda
Apa itu sumber benda? Ini adalah sumber sejarah yang diperoleh dari peninggalan benda - benda kebudayaan, misalnya, alat-alat atau benda budaya, seperti kapak, perhiasan, manik-manik, gerabah, candi, dan patung. Sumber-sumber sejarah itu belum tentu seluruhnya bisa menginformasikan kebenarannya secara pasti. Maka dari itu, sumber sejarah tersebut perlu diteliti, dianalisis, dikaji,  dan ditafsirkan dengan cermat oleh para ahli. Dalam mengungkap sumber-sumber sejarah di atas, kita juga memerlukan berbagai ilmu bantu, seperti:

1) arkeologi, adalah ilmu yang mempelajari benda/peninggalan kuno;
2) epigrafi, adalah ilmu yang mempelajari tulisan kuno atau prasasti;
3) ikonografi, adalah ilmu yang mempelajari tentang patung;
4) ceramologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang keramik;
5) nomismatik, adalah ilmu yang mempelajari tentang mata uang;
6) antropologi, adalah ilmu yang mempelajari asal-usul kejadian serta perkembangan
7) geologi, adah ilmu yang mempelajari lapisan bumi;
8) paleoantropologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk manusia yang paling sederhana hingga sekarang;
makhluk manusia dan kebudayaannya;
9) paleontologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang sisa makhluk hidup yang sudah membatu;
10) filologi, adalah ilmu yang mempelajari bahasa, kebudayaan, pranata dan sejarah suatu bangsa sebagaimana terdapat di bahan-bahan tertulis.
11) sosiologi, adalah ilmu yang mempelajari sifat keadaan dan pertumbuhan masyarakat;




2. Bukti dan fakta sejarah
Sejarah yang ada pada suatu masyarakat dan bangsa di masa lampau dapat kita ketahui dari penemuan bukti atau fakta. Kata fakta sendiri berasal dari bahasa Latin, yaitu factus atau facerel, yang mempunyai arti selesai atau mengerjakan). Fakta akan menunjukkan terjadinya suatu peristiwa di masa lampau, sedangkan bukti peninggalan sejarah adalah sumber penulisan sejarah. Fakta adalah suatu hasil dari seleksi data yang terpilih.
Fakta yang mempunyai dimensi sosial disebut sociofact, adalah berupa jaringan interaksi antarmanusia,
Fakta sejarah ada yang berbentuk benda konkret, misalnya adalah candi, patung, perkakas yang sering disebut artefak. sedangkan fakta yang bersifat
abstrak berupa keyakinan dan kepercayaan dapat disebut dengan mentifact. Bukti dan fakta sejarah dapat kita ketahui melalui sumber primer dan juga melalui sumber sekunder.

a. Fakta sosial
Fakta sosial adalah fakta sejarah yang berdimensi sosial, yaitu suatu kondisi yang dapat menggambarkan tentang keadaan sosial, sistem kemasyarakatan, dan suasana zaman, misalnya adalah interaksi (hubungan) antarmanusia, contohnya adalah pakaian adat, atau pakaian untuk kebesaran raja. Jadi fakta sosial itu berkenaan dengan kehidupan suatu masyarakat, kelompok masyarakat ataupun pada suatu negara yang menumbuhkan hubungan sosial secara harmonis serta mempunyai komunikasi sosial yang terjaga baik. Fakta sosial adalah sebagai bukti sosial yang muncul di lingkungan masyarakat akan mampu memunculkan suatu peristiwa atau kejadian. Pada masyarakat pembuat logam akan memunculkan ciri sosial yang maju, berintegritas, dan juga telah mengenal teknik. Di balik itu mereka juga sudah memiliki tradisi animisme atau dinamisme melalui benda hasil garapannya tersebut, bahkan jika kita teliti dengan saksama masyarakat tersebut juga sudah mengenal adanya persawahan dan hidup dengan ciri gotong royong.

b. Artefak
Artefak merupakan semua benda baik
secara keseluruhan ataupun sebagian saja hasil garapan tangan manusia, contohnya adalah candi, patung, dan perkakas. Pada peralatan -peralatan yang dihasilkannya dapat menggambarkan tingkat kehidupan masyarakat pada masa itu (mereka sudah memiliki akal dan budaya yang cukup tinggi), bahkan juga dapat meggambarkan suasana pikiran, alam, status sosial, serta kepercayaan para penciptanya dari suatu masyarakat, inilah yang perlu dicermati oleh para sejarawan.

c. Fakta mental
Fakta mental adalah kondisi yang dapat menggambarkan suasana pikiran, perasaan batin, kerohanian dan sikap yang mendasari pada suatu karya cipta. Jadi fakta mental berkaitan dengan perilaku, ataupun tindakan moral manusia yang mampu menentukan baik buruknya suatu kehidupan manusia, masyarakat, dan negara. Peristiwa yang terjadi pada masa lalu dapat memengaruhi mental kehidupan pada masa kini bahkan pada masa depan. Fakta mental mempunyai hubungan erat antara peristiwa yang terjadi dengan batin manusia, karena perkembangan batin pada suatu masyarakat dapat mencetuskan pada munculnya suatu peristiwa, bisa kita ingat peristiwa bom atom di kota Nagasaki dan Hirosima di negara Jepang yang menyisakan perubahan watak dan rasa takut, itulah sebabnya Jepang memelopori kampanye anti bom atom. Fakta mental adalah fakta yang sifatnya abstrak atau suatu kondisi yang menggambarkan alam pikiran, kepercayaan ataupun sebuah sikap, misalnya adalah kepercayaan keyakinan dan kepercayaan benda yang melambangkan nenek moyang dan benda untuk upacara adat, contohnya adalah nekara perunggu yang ada di Pejeng (Bali), untuk dipuja. Akantetapi ada artefak yang juga menunjukkan fakta sosial dan ciri fakta mental, contohnya adalah kapak perunggu atau bejana perunggu merupakan artefak, yaitu termasuk fakta konkret, tetapi jika dilihat dari segi hiasannya, itu dapat berfungsi sebagai fakta sosial, dan jika kita menempatkan kapak perunggu dan bejana perunggu dalam sistem kepercayaan maka itu disebut fakta mental.

Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa...

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang k...

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b...