Skip to main content

Pengertian, Ciri, Struktur, Habitat dan Klasifikasi Archaeobacteria

Dalam sistem klasifikasi pada sistem enam kingdom, Archaeobacteria yang termasuk dalam satu kingdom tersendiri.

Apa itu rchaeobacteria?
Archaeobacteria, yaitu adalah bakteri yang hidup di sumber air panas, di tempat yang mempunyai kadar garam tinggi, di tempat yang panas dan juga asam.

Archaeobacteria termasuk kelompok prokariotik. Pertama kalinya diidentifikasikan tahun 1977 oleh Carl Woese dan George Fox.

Terdapat tiga kelompok dari Archaeobacteria, adalah methanogens, halophiles, dan thermophiles.

Apa saja ciri dari Archaeobacteria?

1. Ciri-ciri Archaeobacteria
Archaeobacteria memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Selnya yang bersifat prokaryotik.

b. Tidak memiliki mitokondria, retikulum endoplasma, badan golgi, dan lisosom.

c. Lipida pada membran sel bercabang.

d. Habitat di lingkungan bersuhu tinggi, bersalinitas tinggi, dan asam.

e. Dapat diwarnai dengan pewarnaan Gram.

f. Berukuran 0,1 Pm sampai 15 Pm, dan beberapa ada yang berbentuk filamen dengan panjang 200 m.



2. Habitat Archaeobacteria
Habitat Archaeobacteria yang ada di lingkungan bersuhu tinggi, bersalinitas tinggi dan asam. Tetapi biasanya Archaeobacteria dikelompokkan berdasarkan pada habitatnya, adalah:

a. Halophiles, yaitu bakteri yang hidup di lingkungan yang berkadar garam tinggi.

b. Methanogens, adalah bakteri yang hidup di lingkungan yang memproduksi methan. Ini bisa ditemukan pada usus binatang.

c. Thermophiles, adalah bakteri yang hidup di lingkungan yang mempunyai suhu tinggi.

Dalam contoh konkritnya kalian bisa menemukan Archaeobacteria di daerah gletser, asap hitam, air laut, tanah rawa, kotoran, tanah dan pada saluran pencernaan makanan pada binatang seperti ruminansia, dan rayap.

Bisa terdapat juga pada saluran pencernaan makanan manusia. Meski demikian, Archaeobacteria biasanya tidak berbahaya untuk organisme lainnya dan tidak satu pun dikenal menjadi penyebab penyakit.

3. Bentuk Archaeobacteria
Archaeobacteria mempunyai ukuran dari 0,1 Pm sampai 15 m, dan ada beberapa Archaeobacteria yang berbentuk filamen bisa mencapai panjang 200 m Bentuk Archaeobacteria bervariasi, seperti berbentuk bola, spiral, cuping, batang, dan empat persegi panjang. Bentuk-bentuk yang berbeda ini akan menunjukkan perbedaan tipe metabolismenya.

4. Klasifikasi Archaeobacteria
Menurut Woese, Kandler dan Wheelis, 1990, Archaeobacteria dapat dibagi menjadi beberapa phylum, adalah:

a. Phylum Euryarchaeota

b. Phylum Grenarchaeota

c. Halobacteria

d. Archaeoglobi

e. Thermococci

f. Methanococci

g. Methanophyri

h. Phylum Korarchaeota

i. Phylum Nanoarchaeota

j. Thermoplasmata



5. Struktur pada Archaeobacteria

Dinding sel pada Archaeobacteria tidak mempunyai peptidoglikan, dinding selnya itu tipis, jika dikelompokkan berdasarkan teknik pewarnaan Gram (Gram stain) maka pada Archaeobacteria termasuk bakteri Gram negatif.

Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang karen

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b