Berikut penjelasan lengkap tentang tari tunggal beserta contoh - contohnya..
Bentuk penyajian tari tunggal adalah tarian yang isinya mengisahkan seorang tokoh dan nama tariannya pun dari nama seorang tokohnya itu atau julukannya, contohnya seperti tokoh Srikandi, Arjuna dan sebagainya.
Tari Tunggal adalah suatu tarian yang dilakukan oleh seorang penari. Gerakannya juga mencapai tingkat kerumitan tertinggi apabila dibandingkan dengan bentuk tari lainnya.
Tari Tunggal merupakan perwujudan koreografi yang khas dan ditarikan oleh seorang penari. Tingkat kerumitan pengungkapannya yang relatif lebih tinggi dibandingkan bentuk tari
lainnya. Ini karena dilakukan oleh satu orang penari, sehingga nilai-nilai estetik pada tarian yang dilakukannya bertumpu hanya kepada seorang penari saja. Demikian juga untuk tatanan pada gerak tari tunggal memiliki tingkat kesulitan yang juga lebih tinggi, sangat sulit untuk dilakukan secara rampak berkelompok.
Daya tarik dan kelebihan tari Tunggal adalah daya tarik personalnya yang dimunculkan oleh koreografer dan juga kepiawaian penarinya.
Koreografi dan si penarinya akan menjadi satu-satunya fokus perhatian, baik bagi pemusik yang mengiringi ataupun para penonton yang menyaksikan.
Kekhususan lainnya dari tari ini adalah keleluasaan wilayah gerak penari yang bisa diolah sendiri berdasarkan karena kepekaan penarinya, sebagai contohnya dalam mengolah ruang (maju-mundur, berputar dan sebagainya), mengatur waktu atau tempo musik (mengolah iramanya, cepat lambat), mengatur tenaga (kuat-lemah) dan olah rasa/ekspresi (memaknai gerak, tema dan mengintepretasikan isi tari).
Berikut ini adalah beberapa contoh bentuk penyajian dari Tari Tunggal :
a. Tari Golek (Yogyakarta)
Tari Golek ini adalah tari yang ditarikan oleh seorang remaja puteri. Pengertian remaja puteri adalah wanita yang belum pernah menikah, berumur antara 12 tahun hingga 21 tahun.
b. Tari Ngremo (Surabaya)
Tari Ngremo adalah tari yang berasal dari tari upacara untuk menghormati tamu agung ataupun tamu penting dalam sebuah pesta. Tarian ini biasa ditarikan oleh seorang penari laki - laki, dalam perkembangannya tari Ngremo dapat ditarikan beberapa penari pria atupun penari remaja gadis.
c. Tari Klana Alus (Yogyakarta)
Tari Klana Alus adalah tari klasik gaya Yogyakarta yang berasal dari kraton Yogyakarta. Pada mulanya tarian ini hanyalah digelar/eksis dan dipelajari di lingkungan istana saja.
Namun, eksistensi puncak perkembangan tari klasik muncul pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwana VIII tahun 1992 Dalam perkembangannya iti tari klasik yang semula hanya digelar/eksis di dalam istana saja kemudian mulai dikenal dan dikembangkan di luar istana dengan hadirnya sebuah organisasi kesenian yang bernama Kridho Bekso Wiromo. Setelah berdirinya organisasi seni yang ada di luar tembok istana, maka atas ijin Sri Sultan Hamengku Buwono VII, tari klasik ini diperkenankan diajarkan serta dikembangkan diluar tembok istana.
d. Tari Gambyong
Menurut tradisi lisan, nama Tari Gambyong bermula dari nama seorang dukun wanita yang dengan nama Nyi Lurah Gambyong.
Dukun itu bisa mengobati orang sakit atau pasiennya dengan cara menari, dan dari dukun wanita ini yang kemudian menjadi asal mula berkembangnya sebuah tarian yang menjadi tarian Gambyong.
Bentuk penyajian tari tunggal adalah tarian yang isinya mengisahkan seorang tokoh dan nama tariannya pun dari nama seorang tokohnya itu atau julukannya, contohnya seperti tokoh Srikandi, Arjuna dan sebagainya.
Tari Tunggal adalah suatu tarian yang dilakukan oleh seorang penari. Gerakannya juga mencapai tingkat kerumitan tertinggi apabila dibandingkan dengan bentuk tari lainnya.
Tari Tunggal merupakan perwujudan koreografi yang khas dan ditarikan oleh seorang penari. Tingkat kerumitan pengungkapannya yang relatif lebih tinggi dibandingkan bentuk tari
lainnya. Ini karena dilakukan oleh satu orang penari, sehingga nilai-nilai estetik pada tarian yang dilakukannya bertumpu hanya kepada seorang penari saja. Demikian juga untuk tatanan pada gerak tari tunggal memiliki tingkat kesulitan yang juga lebih tinggi, sangat sulit untuk dilakukan secara rampak berkelompok.
Daya tarik dan kelebihan tari Tunggal adalah daya tarik personalnya yang dimunculkan oleh koreografer dan juga kepiawaian penarinya.
Koreografi dan si penarinya akan menjadi satu-satunya fokus perhatian, baik bagi pemusik yang mengiringi ataupun para penonton yang menyaksikan.
Kekhususan lainnya dari tari ini adalah keleluasaan wilayah gerak penari yang bisa diolah sendiri berdasarkan karena kepekaan penarinya, sebagai contohnya dalam mengolah ruang (maju-mundur, berputar dan sebagainya), mengatur waktu atau tempo musik (mengolah iramanya, cepat lambat), mengatur tenaga (kuat-lemah) dan olah rasa/ekspresi (memaknai gerak, tema dan mengintepretasikan isi tari).
Berikut ini adalah beberapa contoh bentuk penyajian dari Tari Tunggal :
a. Tari Golek (Yogyakarta)
Tari Golek ini adalah tari yang ditarikan oleh seorang remaja puteri. Pengertian remaja puteri adalah wanita yang belum pernah menikah, berumur antara 12 tahun hingga 21 tahun.
b. Tari Ngremo (Surabaya)
Tari Ngremo adalah tari yang berasal dari tari upacara untuk menghormati tamu agung ataupun tamu penting dalam sebuah pesta. Tarian ini biasa ditarikan oleh seorang penari laki - laki, dalam perkembangannya tari Ngremo dapat ditarikan beberapa penari pria atupun penari remaja gadis.
c. Tari Klana Alus (Yogyakarta)
Tari Klana Alus adalah tari klasik gaya Yogyakarta yang berasal dari kraton Yogyakarta. Pada mulanya tarian ini hanyalah digelar/eksis dan dipelajari di lingkungan istana saja.
Namun, eksistensi puncak perkembangan tari klasik muncul pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwana VIII tahun 1992 Dalam perkembangannya iti tari klasik yang semula hanya digelar/eksis di dalam istana saja kemudian mulai dikenal dan dikembangkan di luar istana dengan hadirnya sebuah organisasi kesenian yang bernama Kridho Bekso Wiromo. Setelah berdirinya organisasi seni yang ada di luar tembok istana, maka atas ijin Sri Sultan Hamengku Buwono VII, tari klasik ini diperkenankan diajarkan serta dikembangkan diluar tembok istana.
d. Tari Gambyong
Menurut tradisi lisan, nama Tari Gambyong bermula dari nama seorang dukun wanita yang dengan nama Nyi Lurah Gambyong.
Dukun itu bisa mengobati orang sakit atau pasiennya dengan cara menari, dan dari dukun wanita ini yang kemudian menjadi asal mula berkembangnya sebuah tarian yang menjadi tarian Gambyong.
Comments
Post a Comment