Skip to main content

Makan di Pinggir Jalan? SELEKTIF!!


halo guys? kalian anak kuliahan ato anak - anak remaja sma yang sering jalan - jalan, pernah makan di angkringan atau warung pinggir jalan? So pasti pernah kan hhahaha. tapi pernah nggak kalian terkejut lantaran harganya itu lhooo.... Semisal kalian suatu hari lagi ajalan - jalan nih sama temen kalian di pinggir jalan makan, ginilah kalian per anak pesen nasi sama pecel lele satu porsi ditambah minum es teh, yah niatnya buat berhemat gitu kan.. jeng jeng jeng setelah beberapa saat kemudian kalian selesai makan dan kamu sendiri membayar makananmu itu. ternyata totalnya adalah 30 ribu??? whaatt?? 30 ribu? itu sama aja dua kali lipatnya bukan? biasanya itu kalo pecel lele satu porsi ditambah es teh itu 15ribuan lho, kadangnggak nyampe segitu malah. But, ya emang udah nasib sih biuat kalian nggak teliti. Kita kadang ngira kalo makan di pinggir jalan itu murah kan? hahahaha... ya memang sih sebenarnya makanan - makanan angkringan atau warung di pinggir jalan itu murah,hanya saja ada beberapa penjual di pinggir jalan yang istilahnya nutuk rego (mukul harga jadi tinggi). Mengapa saya menulis artikel ini? yahh karena saya juga sudah mengalaminya bersama teman saya di salah satu tempat makan ato warung di daerah YOgyakarta tercinta ini, yowislah, gara - gara kesalahan saya juga temen saya yang nggak teliti. SO, apa yang harus kita lakukan untuk menghindari masalah seperti inii? 

Oke, yang harus kalian lihat adalah, DAFTAR MENU. Ada apa dengan daftar menu? Nha inilah yang paling penting. Biasanya di pinggir jalan kan ada warung yang nawarin makanan kan misal tulisannya Nasgor Bu Budi gitu atau Bakmie Solo atau apalah lainnya. Jika kalian bener - bener lagi bokek kaga punya duit, maka carilah warung yang menuliskan dengan jelas apa saja menu makanannya dan ada daftar harganya. Nha itu sudah pasti tidak menipu, sesuai harga di daftar menu. selanjutnya kalian jangan membeli atau makan di warung di pinggir jalan yang tidak mencantumkan harga di daftar menunya karena biasanya warung seperti itu akan nutuk harga sesuai yang mereka inginkan,. Pengalaman dari dosen saya juga sih yang pernah mengalami hal seperti itu di daerah jajaran kuliner makanan di Jogja. Pada zamannya, beliau diberi uang saku kuliah sebulan itu seratus ribu. sewaktu jalan - jalan di daerah X jogja, beliau makan di warung pinggir jalan yang dikiranya itu murah, ya menunya tentu menu biasalah sebagai mahasiswa yang ngirit. Eh ternyata beliau habis 20 ribu dimana jika dikalkulasikan pada zaman beliau, uang segitu bisa untuk hidup seminggu untuk makan sewaktu kuliah. Tapi lantaran beliau juga orang ndeso, beliau yang bilang sendiri. Katanya lugu dan mudah dibohongi ya tapi beliau tetap bayar dan akhirnya beliau tidak pernah makan di daerah itu lagi sembilas tahun dari sekarang (2015) kata beliau karena trauma. Beliau juga kurang teliti karena beliau tidak mengamati apakah warung tersebut mencantumkan daftar harga dan warung tersebut tidak mencantumkan daftar harga. Jadi kalau kalian mau makan harus teliti warung tersebut mencantumkan daftar harga atau tidak. tapi sekarang sudah banyak kok yang mencantumkan daftar harga. hanya beberapa yang tidakmencantumkan daftar harga. 

yah itulah mungkin pengalaman saya guys! 

Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang karen

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b