Skip to main content

Memahami Dosen Ketika Kuliah

Pernahkah kalian teman - teman yang masih duduk di bangku smp atau sma membayangkan bagaiman kuliah itu? Saya akan membahas tentang dosen di kuliahan. Hal yang paling sering ditakuti di bangku kuliah adalah dosennya, bukan tugasnya karena kebanyakan dosen menilai mahasiswanya dengan caranya dan kemauannya sendiri. Oleh karena itu kita harus memahami dosen yang akan membimbing kita sewaktu kuliah. Setiap dosen mempunyai sifat masing - masing yang berbeda begitu pula cara penilain dalam pembelajaran kuliah.


Lantas sifat - sifat seperti apa sih yang dimiliki masing -masing dosen sehingga mempengaruhi penilain kita?

Yang pertama, dosen dengan sifat disiplin. Kebanyakan dosen dengan sifat disiplin dicirikan ia berdandan rapi seperti manajer dengan tatanan rapi. Biasanya ia akan menilai mahasiswanya dengan cara melihat kedatangannya, apakah dia sering telat atau tidak. Dosen seperti ini akan menghafal para mahasiswanya yang sering terlambat dan diberi pengurangan nilai. Kita juga bisa melihat ketika pertama kuliah. Dosen yang disiplin juga akan memberikan isyarat dan aturan perjanjian dengan mahasiswa. Ketika Pertama kali kuliah kita akan diberikan sebuah perjanjian antara mahasiswa dengan dosen pembimbing tersebut contohnya, jika terlambat 15 menit kita tidak boleh absen, hanya boleh mengikuti kuliah saja. Penilain juga tergantung dosen, misal kehadiran dinilai 10%, tugas 10%, uts 40% dan uas 40%. nah begitu.

selanjutnya, dosen dengan sifat tak acuh namun diam - diam disiplin. Dosen dengan sifat tak acuh seperti ini biasanya juga  disiplin, maksudnya dosen tersebut disiplin dengan dirinya sendiri. Dosen tersebut akan datang tepat waktu namun membiarkan mahasiswanya datang terlambat, didiamkan ketika mereka ramai. Tujuan dari dosen seperti ini adalah untuk benar - benar melihat sifat yang sebenarnya dari para mahasiswanya untuk menentukan penilain terhadap mahasiswa tersebut. Jika kita menemukan dosen seperti ini sebaiknya kita aktif di kelas, seperti sering bertanya dan memperhatikan apa yang dibicarakan dosen karena diam - diam dosen tersebut akan memperhatikan kita apakah kita serius atau tidak.

Dosen yang tegas,. nah, dosen seperti ini biasanya tegas dan menginginkan agar ia diperhatikan oleh mahasiswanya. Dosen ini akan menegur kita jika mahasiswanya ramai sendiri. Dosen ini akan benar - benar membimbing kita secara detail. Sangat beruntung jika anda mendapatkan dosen seperti ini :)

mungkin cukup tiga dulu yak, besok kita bahas di tulisan selanjutnya ya :D .. maaf jika tulisan saya ini kurang berkenan di hati anda, wkwk

Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang karen

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b