Skip to main content

Dasar dasar Ilmu Sejarah

Jenis Penulisan Sejarah
Secara etimologi historiografi merupakan gabungan dari dua kata, yaitu history yang berarti sejarah dan grafi yang berarti deskripsi ataupun penulisan. Jadi secara umum penulisan sejarah atau historiografi adalah penulisan apa yang terjadi dan dikisahkan ulang demi tujuan tertentu, entah itu tujuan politik, pendidikan, keilmiahan ataupun hanya hobi belaka. Hampir setiap masyarakt memiliki penulisan sejarah sendiri. Leopold von Ranke menyatakan sejarah adalah sesuatu yang benar dan sejarah merupakan penulisan kembali suatu peristiwa, atau dengan kata lain penulisan sejarah adalah reskonstruksi peristiwa yang terjadi pada masa lampau.

Penulisan sejarah atau historiografi sejalan dengan dinamika masyarakat. Penulisan sejarah adalah ciri khas (representasi) kebudayaan masyarakat tersebut. Refleksi terhadap apa yang pernah terjadi dalam kebudayaan tersebut. Historiografi adalah upaya masyarakat yang sudah mengenal tulisan untuk menelusuri jejak masa lalunya. Jejak masa lalunya yang bercerai berai ke dalam berbagai bentuk.

Historiografi sendiri dibagi menjadi dua yaitu, Historiografi Umum dan Historiografi Indonesia. Historiografi Umum yaitu mengenai gambaran umum tentang penulisan sejarah sejak zaman kuno sampai abad ke-20, khususnya dalam peradaban barat. Historiografi dilukiskan sebagai cerminan kebudayaan kelompok yang mencakup segi substantif, intelektual, dan metodologis yang berguna untuk peningkatan kritisisme sejarah. Adapun substansinya meliputi karya-karya Herodotus, Thucydides, Polybius, Tacitus, Ibnu Khaldun, Voltaire, Leopold Von Ranke, dan masih banyak lagi.
Sedangkan Historiografi Indonesia mencakup perkembangan penulisan sejarah Indonesia. Adapun kajianya mencakup tradisi penulisan sejarah suku bangsa, penulisan sejarah kolonial, dan sejarah mutakhir dengan segala dimensinya (kronologis dan Tematik).
Penulisan merupakan tahap akhir dalam penelitian sejarah, terutama setelah sumber-sumber kita peroleh, dikutip sebagai data, diverifikasi lalu digunakan sebagai bahan penulisan. Penulisan hanya dapat dikerjakan setelah dilakukan penelitian, tanpa penelitian penulisan hanya berarti reskonstruksi tanpa pembuktian. Penggunaan sumber kerap kali menjadi faktor yang menentukan dalam penulisan kembali sebuah peristiwa. 


Berikut adalah beberapa jenis penulisan sejarah.
1. Sejarah Politik
Sejak muncul Ilmu Sejarah, nampaknya bidang politik senantiasa menjadi perhatian utama. Hal ini karena, pada mulanya politik adalah tulang punggung sejarah. Sejarah seringkali diungkap sebagai politik masa lampau. Bahkan dikatakan bahwa sejarawan pada masa lampau cenderung melihat aspek politik sebagai faktor penggerak yang mengubah perjalanan sejarah manusia. Politik biasanya diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan kekuasan. Dalam kekuasaan terdapat berbagai komponen misalkan penguasa atau pemerintah, sistem pemerintahan, parlemen, undang-undang, partai politik, negara, kerajaan, dan lain-lain. Penulisan sejarah yang bertemakan komponen-komponen tersebut biasanya dinilai sebagai sejarah politik. Penulisan sejarah politik biasanya menampilkan peran "orang-orang besar", maksudnya adalah orang-orang yang memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kekuasaan. Dalam sejarah politik, "orang-orang besar" dianggap sebagai kekuatan yang menentukan jalannya sejarah. "Orang-orang besar" misalnya raja atau pemimpin negara, sebut saja Hitler, Kaisar Hirohito, dan Musolini. Oleh karenanya buku sejarah paling banyak berisi rentetan kejadian mengenai raja, negara, dan bangsa.

2. Sejarah Militer
Dalam banyak catatan sejarah dunia, perang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perilaku manusia. Sejarah militer sendiri dapat didefinisikan sebagai sejarah angkatan bersenjata dan perilaku perang. Kajian tentang perang merupakan bagian penting dari sejarah militer. Dalam sejarah militer, hal-hal yang bisa dikaji yaitu, strategi yang digunakan, kekuatan pasukan yang berperang, dan senjata yang digunakan. Penulisan sejarah militer sesungguhnya tidak hanya melihat aspek politik dari militer itu sendiri. Perang dapat pula menjadi budaya pada suatu masyarakat tertentu. Dengan pemahaman seperti ini, maka dalam menulis sejarah militer bisa dilihat dari aspek budaya. Selain itu, sejarah perang ataupun militer bisa dilihat dari aspek ekonomi, dan lainya. Dalam sejarah Indonesia, sejarah militer merupakan tema yang cukup banyak untuk ditulis. Misalnya periode kedatangan Belanda. Kegiatan Belanda ketika berada di Indonesia tidak lepas dari peperangan. Beberapa perang yang terjadi seperti Perang Diponegoro, Perang Aceh, Perang Paderi, Perang Banjarmasin, Perang Puputan di Bali, dan beberapa perang lainnya.

3. Sejarah Lisan
Merupakan upaya mengetahui kejadian masa lalu yang dilakukan dengan teknik wawancara pada tokoh atau pelaku sejarah yang berkaitan dengan kejadian atau tema tertentu. Sejarah lisan dengan demikian memiliki dua fungsi, pertama ia sebagai metode (cara penulisan sejarah) dan kedua sebagai sumber sejarah.
Sebelumnya, kita perlu membedakan tradisi lisan dengan sejarah lisan. Jan Vansina memberi batasan tradisi lisan (oral tradition) bahwa dalam tradisi lisan tidak termasuk kesaksian mata yang merupakan data lisan, serta tidak termasuk rerasan masyarakat yang meskipun lisan tetapi tidak ditularkan dari satu generasi ke generasi yang lainTradisi lisan dengan demikian terbatas didalam kebudayaan lisan dari masyarakat yang belum mengenal tulisan. Sementara itu, sejarah lisan sebagai teknik dan metode yang digunakan oleh penulis sejarah dari zaman Romawi, zaman pertengahan dan zaman modern dimana sejarah lisan harus melalui tahap wawancara. Sejarah lisan memperkaya metode penelitian, menambah pengadaan sumber sejarah dan memperkaya penulisan sejarah.

4. Sejarah Sosial
Sejarah sosial adalah sejarah tentang masyarakat. Artinya, sejarah yang berkaitan dengan tema-tema sosial seperti kemiskinan, kekerasan, kriminalitas, prostitusi, pertumbuhan penduduk, migrasi, dan sebaginya. Adapun aspek-aspek yang termasuk dalam bidang ini meliputi kebudayaan, kesenian, kesusastraan, agama, ekonomi, pendidikan, perundangan, pemikiran, keluarga, perempuan, etnik, dansebagainya.
Pada awal perkembangannya sejarah social merupakan sebuah gejala baru dalam penulisan sejarah, tepatnya sebelum Perang Dunia II dimulai. Pada tahap awal sejarah social berkembang di Negara Perancis, yang kaum aliran ini disebut Annales. Kemudian baru berkembang di dataran inggris ketika terbitnya majalah Comparative Study on Society and History. Penulisan sejarah sosial pertama kali ditulis oleh Sartono yang berjudul “Pemberontakan Petani di Banten tahun 1888”, karangan tersebut memperlihatkan telah digunakanya pendekatan-pendekatan yang memanfaatkan teori dan konsep ilmu-ilmu sosial.

5. Sejarah Kota
Sejarah kota merupakan sebuah kajian yang belum mendapat perhatian para kalangan sejarawan akademis . Baru pada awal abad ke-20 kota muncul sebagai suatu kategori dalam sejarah Indonesia. Kota dapat disebut sebagai sebuah kesatuan yang secara sah berdiri sendiri, dan patut menjadi bidang kajian yang tersendiri pula. Kemudian dalam sejarah Indonesia, terkait dengan adanya pertumbuhan di kota kota, tidak berarti hilang pula sebuah social kulturalnya. Dalam hal ini dipetakan duhulu jika suatu daerah dinamakan kota, daerah tersebut cenderung dibawah pengawasan khusus, dalam artian langsung oleh pejabat tinggi, seperti misalnya patih dengan pusat kota tradisional ialah Kraton.
Sebagaimana sejarah sosial, permasalahan yang menjadi bidang kajian sejarah kota juga sangat luas. Diantara bidang kajian yang termasuk dalam sejarah kota antara lain, perkembangan ekologi (lingkungan) kota, transformasi atau perubahan sosial ekonomi masyarakat kota (termasuk di dalamnya adalah industrialisasi dan urbanisasi), sistem sosial dalam masyarakat kota, problem-problem sosial seperti masalah kepadatan dan heterogenitas, dan mobilitas sosial masyarakat perkotaan. Sejarawan banyak yang memasukkan sejarah kota juga dalam sejarah sosial atau sejarah lokal.

6. Sejarah Pedesaan
Sejarah pedesaan adalah sejarah yang secara khusus meneliti tentang desa atau pedesaan, masyarakat petani, dan ekonomi petanian. Ekonomi agraris juga merupakan bagian dari sejarah pedesaan. Tetapi disini akan banyak menelaah sejarah pedesaan sebagai suatu konsep, satuan penelitian, dan permasalahannya. Dalam sejarah pedesaan, dimensi waktu menjadi sangat penting, sebab perubahan ialah sebuah proses dalam waktuDalam sejarah pedesaan, dapat dimasukan ke dalam satuan-satuan yaitu, ekosistem, goegrafis, ekonomis, dan budaya yang mempunyai ciri-ciri natural. Sejarah pedesaan menitikberatkan penelitiannya pada perubahan yang terjadi di pedesaan.

7. Sejarah Ekonomi
Secara sederhana ekonomi dapat didefinisikan sebagai kegiatan manusia yang dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, maka manusia melakukan berbagai aktivitas. Aktivitas manusia tersebut misalnya produksi, penjualan, pembelian, penawaran, dan permintaan barang-barang, penggunaan sumber-sumber ekonomi, dan lain-lain. Aktivitasaktivitas tersebut akan menyebabkan adanya hubungan di antara sesama individu, baik dalam ruang lingkup yang kecil maupun yang besar. Aktivitas ekonomi manusia menjadi kajian penting dalam penulisan sejarah ekonomi.
Sejarah ekonomi sendiri merupakan salah satu unit penulisan sejarah yang mempelajari berbagai faktor yang menentukan jalannya perkembangan perekonomian baik itu produksi, distribusi, dan konsumsi suatu masyarakat. Adapun ruang lingkup penulisan sejarah ekonomi dibagi menjadi dua skala yaitu, skala mikro dan skala makro. Ruang lingkup mikro, misalnya sejarah ekonomi pedesaan ataupun yang menyangkut tentang kelembagaan, seperti perusahaan.
Hal-hal yang bisa kita kaji dari sejarah ekonomi pedesaan, yaitu bagaimana kegiatan sehari-hari masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya: apakah mereka berdagang, bagaimana cara berdagang yang mereka lakukan; apakah mereka bertani, bagaimana cara bertani yang mereka lakukan; berapa pendapatan yang mereka peroleh; apakah dari pendapatan yang mereka peroleh itu dapat menyejahterakan hidupnya; dan masih banyak faktor-faktor lainnya. Dalam penulisan sejarah ekonomi pedesaan, kajian kita yang terpenting ialah bagaimana perkembangan ekonomi masyarakat pedesaan dalam suatu periode tertentu? Apakah perkembangan ekonomi itu mengarah pada kesejahteraan atau kemiskinan? Faktor-faktor apa yang menjadi penyebab tumbuhnya perekonomian masyarakat pedesaan tersebut? Sedangkan untuk perusahaan, dalam menulis sejarah ekonomi perusahaan, kita bisa mengkaji bagaimana perkembangan ekonomi perusahaan tersebut dalam suatu periode jangka waktu tertentu? Apakah mengalami suatu kemajuan atau keuntungan? apakah mengalami kemunduran atau kerugian? Faktor-faktor apakah yang menjadi penyebab kemunduran atau kemajuan dari ekonomi perusahaan tersebut? Apakah disebabkan oleh faktor internal atau oleh faktor eksternal perusahaan tersebut? Sedangkan dalam skala yang lebih makro atau lebih luas, kajian sejarah ekonomi bisa dalam ruang lingkup yang lebih luas misalnya skala nasional.

8. Sejarah Kebudayaan
Sejarah kebudayaan adalah kajian yang merangkum keseluruhan cara hidup masyarakat manusia, yaitu meliputi sistem sosial, ekonomi, politik, agama, moral, adat istiadat, undang-undang, kesenian, bahasa, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Menurut Ismaun sejarah selalu terkait dengan kebudayaan karena sejarah terjadi sebagai konsekuensi manusia dalam berkiprah di lingkungan kebudayaannya. Sejarah kebudayaan juga dikatakan sebagai bagian sejarah sosial, namun cara perkembangannya berbeda.            Dengan menggunakan kecerdasan yang telah di berikan oleh Tuhan, manusia mampu menciptakan kebudayaan. Ruang lingkup sejarah kebudayaan sangat luas. Semua bentuk manifestasi keberadaan manusia berupa bukti atau saksi seperti artefact (fakta benda), mentifact (fakta mental-kejiwaan), dan sociofact (fakta atau hubungan sosial) termasuk dalam kebudayaan sosial. Semua perwujudan berupa struktur dan proses kegiatan manusia menurut dimensi etis dan estetis adalah kebudayaan. Contoh penulisan sejarah kebudayaan adalah Karya Darsisti Suratman berjudul "Kehidupan Dunia keraton Surakarta tahun 1830-1939 ".

9. Sejarah Wanita
Sejarah wanita dalam sejarah Indonesia merupakan sejarah yang dinilai ketinggilan oleh disiplin ilmu ilmus social lainnya,seperti sosiologi. Hal ini karena sejarah kita yang konvensional rupanya dipenuhi dengan tema tema sejarah politik dan militer. Terlebih lagi kedua sejarah itu bercorak Androcentric,yakni sejarah berpusat pada kegiatan kaum lelaki saja.untuk itu pada kajian ini, diupayakan sebuah benang merah antara Androcentric dan Androgynius menjadi sejajar, karena pada dasarnya masa lalu adalah masa lalu laki laki dan perempuan seharusnya sama sehingga tidak ada perbedaan yang ekslusif diantaranya.
Adapun bidang kajian dari sejarah wanita ini antara lain meliputi: tentang peranan wanita dalam berbagai sektor sosial-ekonomi, biografi tokoh wanita, gerakan-gerakan wanita, sejarah keluarga dimana peran wanita disini sangat dominan, tentang budaya wanita, dan tema tentang kelompok-kelompok wanita. Sebagai spesialisasi dalam kajian sejarah, sejarah wanita dapat dimasukkan dalam sejarah sosial.

10. Sejarah Lokal
Sejarah Lokal mengandung pengertian suatu peristiwa yang terjadi disuatu daerah atau tempat tertentu dan memuat masala-masalah yang ada didaerah tertentu itu juga. Sejarah lokal juga merupakan sejarah yang mengungkap peristiwa yang terjadi di suatu daerah/ lokal tertentu dan dampaknya tidak menyebar ke daerah lain. Sejarah Lokal meliputi berbagai peristiwa dengan berbagai aspek baik politik, ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya yang berkembang di masyarakat dalam suatu wilayah tertentu.
Dalam Sejarah Lokal biasanya muncul tokoh-tokoh lokal yang memperjuangkan wilayahnya. Contohnya : Perjuangan Imam Bonjol dari Sumatera Barat, Perjuangan Teuku Umar dari Aceh,dan pahlawan lain dari berbagai daerah di Nusantara.

11. Sejarah Agama
Penelitaian tentang agama dari perspetif ilmu-ilmu pengetahuan umum berbeda dengan penelitian agama dari sudut pandang ilmu agama-agama. Ilmu umum melihat agama dari sudut pandang empirisnya. Sedangkan ilmu agama melihat dari segi normatifnya. Didalam dimensi agama terdapat lima hal yang harus diperhatikan yaitukeyakian, praktik keagamaan, pengetahuan keagaman, pengalaman, dan konsekuensi sosial.
Adapun kajian dalam sejarah agama antara lain meliputi, sejarah awal lahirnya agama-agama dunia, aliran-aliran keagamaan pada agama-agama tertentu, gerakan-gerakan keagamaan, pemberontakan ulama dan lain sebaginya

12. Sejarah Keluarga
Secara sederhana keluarga merupakan ikatan terkecil dalam bentuk masyarakat. Dalam keluarga terdapat sekumpulan individu-individu. Dalam menulis sejarah keluarga, kita tidak hanya melihat keluarga sebagai unit tempat tinggal sekelompok manusia. Seperti telah dikatakan bahwa keluarga merupakan unit kecil dari masyarakat, maka kita bisa melihat keluarga dalam konteks sosiologis dan antropologis. Dalam konteks sosiologis bahwa keluarga adalah sebuah struktur yang dapat berubah, dapat dilihat sebagai unit sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Secara antropologis dalam keluarga terdapat aspek-aspek budaya, sistem nilai dan norma-norma yang berlaku dalam keluarga tersebut.
Adapun pendekatan yang dilakukan dalam menulis sejarah keluarga tergantung pada batasan ilmu yang digunakan. Sebagaimana telah dikemukakan, keluarga secara sosilogis adalah sebuah bentuk terkecil dari masyarakat yang dapat membentuk suatu struktur. Sebagai suatu struktur, maka keluarga dapat membangun suatu perubahan dalam ruang lingkup yang lebih luas. Misalnya kita akan menulis sejarah asal usul suatu daerah, maka kita dapat melihat asal-usul keluarga yang berpengaruh pada daerah tersebut.
Selain pendekatan sosilogis, penulisan sejarah keluarga bisa dilihat pula dari pendekatan antropologi. Dalam pendekatan ini, biasanya lebih mementingkan aspek budaya. Misalnya kita menulis sejarah keluarga dengan cara melihat nilai-nilai apa yang yang ditanamkan oleh keluarga tersebut. Sebuah keluarga yang berasal dari lingkungan santri sudah barang tentu akan berbeda dengan yang bukan dari kalangan santri, dalam hal nilai-nilai yang ditanamkan di keluarga.

13. Sejarah Kuantitatif
Sejarah kuantitatif adalah penggunaan metode kuantitatif (teknik matematika) dalam penulisan sejarah. Perbedaannya dengan penulisan sejarah lain (sejarah kualitatif) dengan demikian terletak pada penggunaan data sejarah. Kalau sejarah kualitatif datanya berupa deskripsi (berita), peninggalan (bangunan, foto), pikiran, perbuatan, dan perkataan (sejarah lisan), maka sejarah kuantitatif datanya berupa angka-angka (misalnya: angka kejahatan, jumlah murid), statistik (misalnya: harga sembako, perpajakan) dan sensus (misalnya: penduduk, ternak).

14. Sejarah Intelektual (Sejarah Pemikiran)
. Konsep sejarah pemikiran sama dengan sejarah filsafat yaitu kajian mengenai pemikiran manusia. Namun sejarah pemikiran masih mempunyai perbedaan dari sudut tumpuan kajian. Tumpuan kajian sejarah filsafat lebih bersifat khusus dan dikaitkan dengan pemikiran manusia di peringkat yang tinggi. Sedangkan tumpuan sejarah pemikiran pula lebih bersifat umum dan melibatkan tahap pemikiran manusia di peringkat biasa dan sederhana. Dengan kata lain, apa yang dikaji dalam sejarah pemikiran adalah merangkum gagasan-gagasan politik, sosial, ekonomi, pendidikan, kebudayaan dan lain-lain. Dan yang terpenting ialah adanya kesan dan pengaruh gagasan tersebut terhadap pemikiran, tindakan dan perkembangan masyarakat manusia.
Fokus utama sejarah intelektual adalah bagaimana lahirnya pemikiran-pemikiran manusia. Pemikiran-pemikiran yang dikaji dalam sejarah intelektual adalah pemikiran yang memberikan pengaruh terhadap kehidupan manusia, baik dalam ruang lingkup yang kecil maupun ruang lingkup yang besar.
Hasil pemikiran manusia dapat berupa filsafat atau ilmu pengetahuan. Apabila filsafat yang dikaji, maka akan melahirkan sejarah filsafat, misalnya aliran-aliran filsafat yang berkembang di Yunani. Hal ini menjadi kajian sejarah yang menarik karena pemikiran filsafat Yunani memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perubahan dunia.
Sejarah intelektual bisa dikaji dalam konteks perkembangan ilmu pengetahuan. Misalnya perkembangan ilmu pengetahuan di Barat. Untuk melihat bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan di Barat, maka harus dilacak ke belakang, yaitu perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Islam. Orang-orang Barat pada masa itu banyak mempelajari pemikiran-pemikiran dari para cendikiawan muslim, seperti ilmu kedokteran dari Ibnu Sinasehingga di Barat nama Ibnu Sina dikenal dengan sebutan Avicena. Kajian tentang perkembangan ilmu pengetahuan di Barat dapat merupakan tema dalam sejarah intelektual.

15. Sejarah Mentalitas
Sejarah Mentalitas adalah sejarah yang berkaitan dengan mental, kepribdian,ataupun jiwa. Tema-tema yang menjadi objek studi sejarah mentalitas antara lain meliputi mentalitas revolusioner, kontrarevolusioner, orang-orang militan, kaum anarkis, perbanditan, pelacuran, petualangan, pembunuhan, kriminalitas, konflik desa-kota, fenomena bunuh diri, ketidakwarasan (gila), budaya populer (budaya pop), penindasan perempuan, pertenungan, aborsi, homoseksualitas, dan kematian.


16. Sejarah Biografi
Sejarah Biografi merupakan sejarah tentang perjalanan hidup seseorang, sejak dia lahir hingga meninggal. Misalnya biografi Ki Hajar Dewantoro, Soekarno, Soeharto dan masih banyak lagi.

17. Sejarah Nasional
Sejarah Nasional adalah sejarah yang berkaitan dengan kejadian-kejadian ataupun peristiwa yang ada di Indonesia. Sejarah Nasional menceritakan sejarah bangsa indonesia mulai sejak pertumbuhan sampai sekarang. Sejarah zaman purbakala memuat bagaimana keadaan dan kemampuan masyarakat nenek moyang kita, kepercayaannyaserta hasil-hasil budayanya.
Setelah kedatangan agama hindu di ceritakan bagaimana wujud akulturasinya. Gerakan nasional indonesia memaparkan bagaimana bangsa indonesia melawan penjajahan yang di landasi semangat Nasionalisme yang puncaknya adalah Proklamasi.

18. Sejarah Dunia
Di lihat dari namanya sejarah dunia, maka cakupannya meliputi seluruh dunia. Sejarah Dunia menceritakan peristiwa penting sejumlah negara, menyangkut hubungan antarnegara, serta peristiwa dan fakta sejarah dari banyak negara dibelahan dunia ini. Banyak ahli sejarah dan para peneliti telah mempublikasikan sejarah dunia , seperti sejarah negara-negara Eropa, Asia, sejarah Mesir, sejarah Afrika, dan sejarah Australia yang telah dibentangkan secara panjang lebar dari aspek politik, ekonomi, sosial, budaya yang terjadi pada kawasan negara-negara tersebut.
Contoh kajian sejarah dunia antara lain revolusi amerika, revolusi prancis, Revolusi Industri, Perang Dunia I, dan Perang dunia II dan sebagainya.

19. Sejarah Etnis
Sejarah Etnis mulai digunakan secara umum oleh para pakar anthropologi, arkeologi, dan         sejarawan sendiri  sejak tahun     1940-an. Semula         Sejarah ini        mengkaji kelompok-kelompok etnis indian di Amerika Serikat.
Ruang lingkup kajiannya meliputi aspek-aspek sosialkebudayaan, ekonomi, kepercayaan dari masyarakat, sistem kekerabatan, migrasi, perubahan-perubahan sosial, termasuk dampak interaksi dengan orang-orang eropa.

20. Sejarah Pendidikan 
Sejarah Pendidikan adalah sejarah yang mencakup semua seluk-beluk, kejadian-kejadian, masalah-masalah yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Sejarah pendidikan merupakan uraian tentang proses perkembangan pendidikan disuatu daerah. Sejarah pendidikan mempunyai sejarah yang sama tuanya dengan mesyarakat pelakunya sendiri, sejak dari pendidikan informasi dalam keluarga, sampai dengan pendidikan formal dan non formal dalam masyarakat agraris maupun industri.
Secara umum pendidikan dibedakan atas tingkat dasar, menengah, dan tinggi. Dari suatu tingkat pendidikan setempat dapatlah diketahui sudah maju tidaknya masyarakat setempat.




Disusun Oleh :
Nama :
1. Mijil Sunoto (15407144002)
2. Muhamad Ali (15407141057)
Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial
Prodi : Ilmu Sejarah
Dosen Pengampu : Ibu Dina
  

Universitas Negeri Yogyakarta



Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa...

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b...

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang k...