Skip to main content

Definisi Ilmu Geografi

Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu geo yang berarti bumi dan graphein yang berarti lukisan/tulisan. Jadi, geografi adalah ilmu tentang bumi, meliputi wilayah, struktur, kondisi fisik, hingga melibatkan proses kehidupan makhluk hidup di bumi, baik itu, hewan, tumbuhan, dan manusia. Secara umum, geografi terdiri atas tiga cakupan, yaitu lingkungan, tata ruang, dan tempat. Dengan demikian, dapat kita tarik kesimpulan bahwa geografi memiliki cakupan dan peranan diantaranya, geografi sebagai suatu sintesis, geografi sebagai suatu penelaah gejala dan relasi keruangan, geografi sebagai disiplin tata guna lahan, dan geografi sebagai bidang ilmu pengetahuan.
Dalam ilmu geografi, terdapat metode-metode dan teknik dalam penelitianya. Metode-metode tersebut diantaranya metode deskriptif, metode eksperimen dan korelasi, serta metode ex post facto. Metode deskriptif, metode ini memberi penjelasan, baik yang bersifat alamiah ataupun insaniah dengan mengungkap karakteristik, eksploratif, hubungan fungsional, dan dampak dari suatu fenomena. Metode eksperimen dan korelasi, metode ini menekankan cara dan pengujian hipotesis untuk merumuskan hukum-hukum disertai bukti adanya hubungan sebab akibat. Metode ex post facto, metode ini melihat dan mengkaji hubungan antara dua variabel atau lebih, dimana variabel yang dikaji telah terjadi sebelumnya. Selain memiliki metode dalam penelitianya, ilmu geografi juga memiliki teknik dalam penelitianya, diantaranya obserasi lapangan, wawancara, angket, studi dokumenter, dan studi kepustakaan.

Selain mempunyai metode dan teknik dalam penelitianya, ilmu geografi juga memiliki pendekatan-pendekatan, diantaranya pendekatan geografi, yang didasarkan pada struktur dan keruangan; pendekatan ekologi, yang didasarkan interaksi antara organisme dengan lingkunganya; serta pendekatan kompleks wilayah, yang merupakan kombinasi antara pendekatan geografi dan ekologi.
Dalam perkembanganya, ilmu geografi memiliki konsep-konsep layaknya ilmu-ilmu lainya, diantaranya tempat, sensus penduduk, iklim, laut, lingkungan, benua, urbanisasi, peta, kota, mortalitas, khatulistiwa, demografi, tanah, tranmigrasi, dan wilayah.

Selain memiliki konsep-konsep, ilmu geografi juga meiliki teori-teori, daintaranya :
1. Teori Ledakan Penduduk (Thomas Robert Malthus)
Dalam teorinya, Robert Malthus mengemukakan pendapat bahwa, masyarakat akan tetap miskin karena kecenderungan pertambahan penduduk lebih cepat daripada persediaan makanan, pertambahan penduduk diibaratkan deret kali sedangkan peningkatan sarana dan prasarana diibaratkan derer hitung.
2. Teori Pengaruh Iklim terhadap Peradaban (Ellsworth Huntington)
3. Teori Lokasi Lahan (Johann Heinrich von Thunen)
4. Teori Daya Sentrifugal dan Sentripetal
5. Teori Kota Konsentris (Burgess)

Nama   : Mijil Sunoto
Prodi    : Ilmu Sejarah
NIM    : 15407144002
Dosen  : Ibu Ririn, Bapak Danar





Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang karen

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b