Skip to main content

Kedudukan dan Peran Individu dalam Masyarakat

Manusia sebagai makhluk individu tentunya berbeda antara satu dengan yang lainya. Sifat dan perbedaan tersebut berasal dari dalam diri individu tersebut. Selain itu, perbedaan tersebut juga berasal dari keluarga ataupun keturunan. Menurut tata bahasanya, individu berasal dari bahasa Prancis, in dividere yang berarti makhluk individu yang tidak dapat dibagi-bagi.

Manusia sebagai individu memiliki potensi-potensi yang dapat berkembang melalui proses pendidikan. Proses pendidikan tersebut dapat terjadi melalui keluarga maupun lingkungan masyarakat. Akibat proses pendidikan disertai penanaman nilai-nilai dan norma-norma sosial-budaya maka terjadilah orang atau pribadi yang memiliki kepribadian. Setiap individu dalam masyarakat memiliki kedudukan dan peran yang berbeda antara satu dan lainya. Kedudukan berarti status ataupun posisi individu dalam hubnganya dengan masyarakat. Peran sendiri merupakan tugas, tindakan, ataupun tingkah laku individu dalam kelompok sosial (masyarakat).

Untuk peran sendiri secara umum dibagi menjadi tiga, yaitu peran ideal, peran yang diinginkan, dan peran yang dikerjakan. Peran ideal, yaitu peran yang diharapkan terhadap status tertentu. Misalnya, peran siswa adalah belajar, rajin, sopan, dan pandai. Contoh lain, peran dan kedudukan individu sebagai seorang guru dalam masyarakat yaitu, mendidik, mengajar, memberi contoh yang baik, serta harus sabar. Peran yang diinginkan, yaitu peran yang dianggap perlu oleh diri sendiri. Misalnya, seorang ibu tidak ingin berperan sebagai kakak bagi anak perempuannya yang menginjak remaja. Contoh lain, misalnya seorang anak (individu) yang berkedudukan sebagai anggota ataupu bagian dari kelompok sosial (masyarakat) harus menaati segala peraturan dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Peran yang dikerjakan, yaitu peran yang dilakukan individu sesuai dengan kenyataanya. Misalnya, seorang bapak berperan sebagai kepala keluarga. Contoh lain, misalnya seorang individu yang berkedudukan sebagai Lurah harus bisa mengayomi dan menyejahterakan masyarakat. Seorang individu yang berkedudukan sebagai tetua ataupun kiayi, ulama, ustad, harus bisa memberi wejangan-wejangan dan contoh yang baik bagi masyarakat.

Nama : Mijil Sunoto

NIM  :15407144002
Prodi  :Ilmu Sejarah

Dosen : Bp Danar

Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa...

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang k...

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b...