Skip to main content

UAS di Perguruan Tinggi, gimana rasanya?

Hari Rabu 16 Desember 2015 ini adalah jadwal Ujian Akhir Semester Jurusan D3 Akuntansi UII dan hari Kamis 17 Desember 2015 adalah jadwal Ujian Akhir Semester  Jurusan Agribisnis UPN dan Jurusan Sejarah UNY. Seperti apakah rasanya mengikuti UAS di Perguruan Tinggi?

UAS dari masa - masa sd sampai sma terkadang menjadi momok yang menakutkan. Terkadang kita harus belajar sampai nglembur larut malam bahkan tidak tidur gara - gara kita jarang belajar. UAS dan UTS di perguruan tinggi sangatlah berbeda dengan UAS di sd, smp, maupun sma.


Apa yang beda? 
Yang pertama adalah pada mata kuliahnya. Pada uts dan uas semester satu ini hanya sedikit materi uas yang diujikan dan yang membuat soal uas dan uts adalah dosen pengampu setiap kelas. Jumlah soal uts maupun uas setiap dosen berbeda - beda tergantung kemauan mereka sendiri. Uas bisa saja open book atau close book tergantung dari kebijakan masing - masing dosen. Jika open book maka soal akan lumayan mudah tetapi jika close book maka soal akan lebih memakai logika dan pemikiran yang lebih mendalam.

Selanjutnya adalah pada pengawas ujian. Pengawas ujian di kuliahan tidak segan - segan menarik lembar jawab mahasiswa yang melakukan kecurangan seperti mencontek lembar jawab teman lainnya ataupun membawa contekan. Pengawas ujian terkadang secara diam - diam memperhatikan mahasiswa yang mencontek dan mencatat nama mahasiswa yang mencontek secara diam - diam. Terkadang jika ada yang mencontek maka dosen sudah membuat perjanjian jika ada yang mencontek langsung mendapat nilai E ataupun malah dianggap nilainya kosong. Sekali lagi hal seperti itu adalah kebijakan dari dosen sendiri.

Tata ruang kursi mahasiswa yang melakukan ujian biasanya dipisah - pisah tidak berjajar dua orang dan jaraknya lumayan jauh.

Syarat - syarat dari ujian juga harus dipenuhi semisal

  1. memenuhi target absensi atau kehadiran 75% dari pembelajaran di setiap mata kuliah. 
  2. Jika tidak memenuhi syarat maka harus mengulang tahun depan. 
  3. Membawa Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). 
  4. Membawa kartu ujian.

Terkadang ada universitas yang menerapkan aturan jika kalian kehilangan salah satu syarat untuk mengikuti ujian tersebut maka kalian harus membuat surat kehilangan dari polsek. Tenang aja, nggak ribet kok membuat surat kehilangan, 15-30 menit bisa langsung jadi jika tidak antri.

Mungkin cukup sekian.



Masih bingung? bisa bertanya - tanya disini dengan memberi komentar :)

Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa...

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang k...

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b...