Skip to main content

Curug Siklothok dan Silangit Kaligesing

Curug siklothok dan curug silangit ini merupakan salah satu objek wisata yang menarik di kabupaten purworejo Provinsi Jawa Tengah. Curug ini terletak di kecamatan Kaligesing. Curug siklothok dan curug silangit ini tergabung dalam satu objek wisata. Curug siklothok terletak dibawah. Sedangkan curug silangit terletak diatas, sehingga jika kalian ingin menuju curug silangit maka kalian harus naik lagi dari curug siklothok sekitar 100meter dengan menaiki jalan bertingkat kemudian menyebrangi melewati jembatan  bambu dan  setelah itu kalian akan  menyusuri sungai berbatu diatas curug siklothok sekitar 50 meter. Maka sampailah di curug silangit. Curug ini menjadi salah satu destinasi liburan dan kegiatan bagi masyarakat purworejo maupun masyarakat luar seperti dari Yogyakarta. Pada tahun baru 2016, curug ini dijadikan tempat pertunjukan yang bersisi hiburan seperti dolalak, musik akustik, stand up comedy, oleh gabungan beberapa sma dari yogyakarta.Padacurugyangpertamayaitu curug siklothok mempunyai ketinggian sekitar 20Meterdanpadacurugyangkeduayaitu curug silangit mempunyai ketinggian sekitar Di meter.Sangatlah mesona curug tersebut dengan air pegununganyang sangat bening dan segar. Di curug tersebut tidak diperkenankan untuk berenang, juga pada kedung -kedungnya karena lumayan dalam hingga kedalaman 4 Meter.Untukperjalananmenuju Kaligesing juga lumayan mudah. Untuk menuju wisata tersebut kita bisa melewati jalan kecamatan kaligesing karena lokasi curug dekat dengan jalur kecamatan.

Di kecamatan kaligesing ini juga banyak desa wisata yang sering dijadikan tempat kegiatan oleh sekolah - sekolah di kabupaten purworejo.

Kecamatan ini juga terkenal dengan buah duriannya, buah manggisnya dan juga sebagai kecamatan yang mempunyai banyak peternakan kambing etawa.

Oh iya, lokasi curug dari loket jaraknya sekitar 400meter. Jadi kalian harus jalan kaki. Disepanjang jalan kalian akan melihat banyak pohon manggis dan pohon durian.

Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa...

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang k...

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b...