Skip to main content

Ikon Utama di Gerbang UGM

Ketika sampai di gerbang Universitas Gadjah Mada, apa hal pertama yang kalian rasakan? Apakah kemegahan? Sesuatu yang membuat UGM terlihat tangguh dan hebat?


Ketika sekedar  melewati jalan dekat gerbang ugm saat bepergian atau mengunjungi ugm melalui gerbang utama maka kita akan melihat sebuah bangunan besar dihadapan kita. Itulah yang namanya gedung Graha Sabha Pramana.


Gedung Graha Sabha Pramana ini atau yang biasa diaebut Ge Es Pe menjadi ikon pertama di UGM karena kemegahan dan sejarahnya.


Cuplikan sejarah GSP
Dulu pusat sentra kegiatan civitas akademik maupun non akademik berada di balairung ugm, setelah didirikannya GSP ini pada tahun 1955 maka segala bentuk kegiatan civitas akademik dan non akademik dipindah ke GSP.

Gedung megah yang menjadi bagian dari Universitas Gadjah Mada ini sering digunakan untuk berbagai acara akademik seperti pelepasan kelulusan mahasiswa atau wisuda. Jadi memang tidak salah jika gedung ini merupakan gedung impian semua mahasiswa UGM karena mereka akan diwisuda ditempat ini. Ketenaran gedung ini tidak hanya sebatas bagi civitas akademika UGM saja karena selain itu, selain gedung ini digunakan dalam berbagai acara akademik, gedung ini sempat juga dijadikan sebagai tempat digelarnya konser beberapa musisi nasional Indonesia. Gedung ini juga sering dijadikan ajang tempat pameran bahkan tempat pernikahan.
Disekitar tempat ini juga paling asyik jika digunakan untuk sekedar joging pagi karena banyak ruang terbuka hijau yang membuat udara segar dipagi hari. Kita bisa nengajak teman atau saudara bahkan pacar.


GSP adaalah salah satu aset yang dikelola oleh University Club (UC) Universitas Gadjah Mada, lembaga yang bertugas untuk mengelola berbagai komersial yang ada di lingkungan UGM. Selaian Grha Sabha Pramana ini, Balairung pun dikelola juga oleh UC UGM. Begitu juga dengan bangunan yang dulunya dikenal sebagai guest-house, tapi sekarang disebut hotel dan dikelola University Club. Selain itu Juga mengelola sejumlah rumah dosen yang dijadikan fasilitas home-stay.

Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa...

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang k...

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b...