Skip to main content

Permasalahan Kuliah di S2

Kuliah di pascasarjana memang waktunya sangatlah singkat melebihi sarjana ataupun profesor.

Lalu apasih yang menjadi masalah ketika kuliah di s2?

Sebelumnya mari kita lihat dahulu jumlah sks dan model kuliahnya menurut edaran dari dikti terbaru yang dikeluarkan tahun 2014.
Berdasarkan surat edaran yang dikeluarkan oleh Dikti  pada Nomor 526/E.E3/MI 2014 pada tanggal 17 Juni 2014 bisa memperlihatkan perubahan dalam jumlah SKS untuk program Magister s2 yang menjadi 72 SKS, komposisinya adalah sebagai berikut:

Perkuliahan : 32 sks, jadi itu adalah total kuliah yang kita dapatkan di s2.
Penelitian dan Penulisan Tesis 20 sks
Proposal Tesis ada 5 sks
Seminar adalah 5 sks
Karya Ilmiah adalah10 sks
Jadi, total jumlah sks ialah 72 sks

Dengan begitu maka kemungkinan dengan semakin bertambahnya jumlah sks pada penelitian dan penulisan tesis, seminar, karya ilmiah maka tugasnya akan semakin sulit dan ini akan menjadi masalah bagi mereka yang kurang semangat kuliah di s2.

Memang kebanyakan masalah kuliah di s2 adalah pada pembuatan penelitian, tesis, proposal ataupun karya ilmiah yang isinya harus berdasarkan fakta - fakta dan juga harus relevan juga karena dalam pembuatan hal seperti itu membutuhkan tingkat fokus yang tinggi dan dibutuhkan kekreatifan juga.
Untuk menghadapi masalah tersebut, sebaiknya kalian berkonsultasi kepada kakak tingkat kalian yang sudah lulus di s2 atau mereka yang sedang kuliah di s2.

Semoga bermanfaat.

Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa...

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang k...

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b...