Saat terakhir di masa sekolah sama saat pertama memasuki masa kuliah usia 18. Usia labil tahap menuju kedewasaan untuk mulai memahami apa arti cinta yang sebenarnya.
Coba renungilah, selama masa SMA. Seperti apakah rasa sakit ketika orang yang kita sayang meminta untuk mengakhiri sebuah hubungan. Tentu pasti sakit dan kita akan melakukan hal - hal kekanakan.
Sekarang setelah memasuki bangku kuliah di usia 18, apa yang anda rasakan? Membenci mantan yang meninggalkan kita? Mantan sudah bersama orang lai? Atau mulai merasakan rasa sayang yang sesungguhnya?
Tapi tidak apa - apa jika kita memang merasakan sakit tersebut. Tidak apa - apa jika kita membenci ia yang meninggalkan kita, tak mengapa kita membenci mantan yang bersama orang lain. Luapkanlah perasaanmu itu. Itu adalah perasaan membara usia 18. Perasaan ketulusan usia 18. Usia muda yang masih sehat, kuat, walaupun diselimuti badai angkara murka dari cinta.
Di usia 18 kita akan menemukan siapa kita yang sesungguhnya dengan mulai menyadari jati diri, membuat rencana dan investasi masa depan. Lambat laun kita akan melupakan orang - orang yang menyakiti kita dan mulai memahami bahkan menyesali.
Kita akan mulai memahami orang yang kita sayang telah pergi, bahwa memang cinta itu tidak dipaksakan. Cinta itu seperti bola yang menggelinding kepada kita secara perlahan sehingga nampak jelas bentuk dan warnanya. Ketika bola datang ditendangkan ke arah kita dengan keras ke arah perut, kita akan merasakan betapa sakitnya. Disitulah cinta akan menyakiti kita dengan kejam. Namun setelah kita sembuh dari sakit tersebut maka seolah - olah hal itu tidak pernah terjadi.
Inilah masa melalui dan melewati labilnya perasaan cinta.
Coba renungilah, selama masa SMA. Seperti apakah rasa sakit ketika orang yang kita sayang meminta untuk mengakhiri sebuah hubungan. Tentu pasti sakit dan kita akan melakukan hal - hal kekanakan.
Sekarang setelah memasuki bangku kuliah di usia 18, apa yang anda rasakan? Membenci mantan yang meninggalkan kita? Mantan sudah bersama orang lai? Atau mulai merasakan rasa sayang yang sesungguhnya?
Tapi tidak apa - apa jika kita memang merasakan sakit tersebut. Tidak apa - apa jika kita membenci ia yang meninggalkan kita, tak mengapa kita membenci mantan yang bersama orang lain. Luapkanlah perasaanmu itu. Itu adalah perasaan membara usia 18. Perasaan ketulusan usia 18. Usia muda yang masih sehat, kuat, walaupun diselimuti badai angkara murka dari cinta.
Di usia 18 kita akan menemukan siapa kita yang sesungguhnya dengan mulai menyadari jati diri, membuat rencana dan investasi masa depan. Lambat laun kita akan melupakan orang - orang yang menyakiti kita dan mulai memahami bahkan menyesali.
Kita akan mulai memahami orang yang kita sayang telah pergi, bahwa memang cinta itu tidak dipaksakan. Cinta itu seperti bola yang menggelinding kepada kita secara perlahan sehingga nampak jelas bentuk dan warnanya. Ketika bola datang ditendangkan ke arah kita dengan keras ke arah perut, kita akan merasakan betapa sakitnya. Disitulah cinta akan menyakiti kita dengan kejam. Namun setelah kita sembuh dari sakit tersebut maka seolah - olah hal itu tidak pernah terjadi.
Inilah masa melalui dan melewati labilnya perasaan cinta.
Comments
Post a Comment