Skip to main content

Gunung Banyak Angkrem

Bukit Banyak Angkrem atau yang biasanya disebut sebagai Gunung Banyak angkrem ini adalah salah satu wisata perbukitan di barisan Pegunungan Menoreh yang terletak di perbatasan Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Magelang. Karena bukit menoreh ini dijadikan batas antara kedua kabupaten tersebut, banyak yang menganggap gunung tersebut berada di wilayah Magelang ataupun juga ada yang menganggap gunung itu berada di wilayah Purworejo.

Untuk rute menuju Gunung Banyak Angkrem ini hanya bisa dilalui melewati Kabupaten Purworejo. Jika melalui Magelang tidak ada jalan. Bentuk bukit dari Magelang adalah Bukit yang terjal dan curam. Tapi ada rute yang lebih dekat jika via Magelang kita bisa lewat desa  Beteng dan ikuti terus sampai ke Tunggangan yang masuk area Purworejo. Dari Tunggangan kita menuju Gunung Banyak Angkrem melewati bukit - bukit dengan pepohonan pinus Pegunungan Menoreh. Kemudian kita akan menemukan bukit kecil, itu adalah Gunung Semut. Tidak usah di daki karena medannya cukup sulit, diatas tempatnya sempit dan pemandangannya lebih bagus di Gunung Banyak Angkrem.
Sebaiknya kesana bersama orang yang sudah hafal tempatnya.


Baca juga :
- Gunung Manggul, Purworejo
- Gunung Kunir, Benowo, Purworejo


Jika dari Purworejo, kita bisa melalui Desa Pekacangan dan kemudian masuk ke arah desa Mlalu dengan jalan setapak dari beton. Kemudian motor kita, bisa  diparkirkan di rumah warga.

Kita akan berjalan sekitar 30 menit. Sebaiknya ada pemandu yang sudah hafal rute menuju puncak. Puncak Banyak Angkrem ini ada dua. Puncak yang pertama adalah ketika pertama kali sampai di atas Gunung Banyak Angkrem. Setelah itu kita bisa lurus terus dari puncak pertama. Kemudian kita akan memanjat batu besar untuk menuju ke puncak kedua. Jalan menuju puncak kedua ini sangat berbahaya dan tidak dianjurkan untuk didaki. Dari puncak Gunung Banyak Angkrem kita bisa melihat dengan jelas pemandangan gunung - gunung yang sangat indah seperti Gunung Merbabu, Merapi, Andong, Tidar, Sumbing, Sindoro dan Pegunungan Wonosobo. Kita juga bisa melihat indahnya sunrise disini jika tidak berkabut.

Penulis sendiri sudah cukup sering mengunjungi gunung ini, bahkan sempat ngecamp disini beberapa kali karena tempatnya memang mempunyai pemandangan yang indah. Cocok untuk pelatihan mendaki bagi pendaki pemula.

Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang karen

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b