Skip to main content

Gunung Batu Fatu Nausus

Fatu Nausus adalah sebuah bukit marmer yang mempunyai ketinggian 1400mdpl. Untuk mendaki kesini cukup susah karena medannya yang sangat curam. Biasanya para pengunjung sering menikmati keindahan Gunung Batu Fatu Nausus ini dari sela-sela dinding tebing dari batu kecil. Pada puncak Fatunausus ini terlihat tampak jelas batu marmer alam yang berwarna putih.

Gunung batu ini adalah tempat penambangan marmer yang terus ditambang oleh perusahaan pemroduksi batuan marmer. Jika begini, maka lama - kelamaan batuan disini akan semakin rusak dan keindahannya menjadi hilang. Oleh karena itu, sebenarnya masyarakat Mollo kurang suka jika tempat ini ditambang terus menerus karena akan mengakibatkan kerusakan alam. 

Jika dari kota, rute untuk menuju gunung batu ini

Padahal masyarakat daerah Kecamatan Mollo ini sangat menjaga kearifan lokal termasuk alamnya. Masyarakat mollo terus - menerus berjuang untuk melawan segala kerusakan di lingkungannya seperti penambangan batu marmer oleh para penambang dari perusahaan yang tidak peduli dengan keindahan alam ini. Karena menurut masyarakat mollo alam itu bagaikan tubuh manusia dan gunung batu Fatu Nausus ini  bagi masyarakat Mollo diartikan sebagai ibu yang memberikan kasih sayangnya yang selalu memberikan kebutuhan hidup bagi keluarganya. Dengan begitu, diartikan bahwa gunung batu ini adalah sumber kehidupan bagi masyarakat Mollo. Oleh karena itu, masyarakat Mollo mempunyai kewajiban untuk menjaga kelestarian dan keindahan alamnya, seperti merawat seorang ibu yang telah mendidik dan memberi kehidupan yang layak untuk anaknya. Pelestarian ini dibuktikan dengan diadakannya berbagai festival tentang Mollo.

Gunung Batu Fatu Nausus ini terletak di Desa Fatukoto, Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Pulau Timor - Nusa Tenggara Timur

Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa...

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b...

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang k...