Skip to main content

Gunung Raung Via Kalibaru ke Puncak Sejati




Untuk menuju gunung raung melewati jalur kalibaru, jawa timur ini, kita akan membutuhkan perjuangan yang cukup berat. Oke kita mulai perjalanan dengan menggunakan kereta api.
Kemudian menuju base camp Pak Soeto Kalibaru, Jember untuk persiapan menata  tas karier dan mengecek ulang barang bawaan.

Pendakian Gunung Raung yang bisa mencapai puncak sejati hanya bisa lewat jalur via Kalibaru.

Rute Gunung Raung Via Kalibaru

Jika dari Surabaya sampai ke Kalibaru kita bisa naik bus atau kereta.
Untuk Bus sekitar 50 ribu.
Kalau naik Kereta (Bisnis 70 ribu atau kereta Ekonomi 24 ribu) kalau harganya belum berubah.

Perijinan Mendaki Gunung Raung
Sebelum kita melakukan pendakian, kita diwajibkan untuk mengurus surat ijin di Kecamatan, kepolisian serta perhutani (isinya adalah izin tertulis kalau kita akan melakukan pendakian gunung raung, ada waktu dan jumlah pesertanya)
Setelah mengurus perizinan, maka kita bisa mencari ojek untuk menuju rumah Bapak Suto yang berada di dusun Wonorejo Rt 01, RW 01 Desa Kalibaru Wetan, Banyuwangi. Menggunakan ojek motor dengan harga kisaran Rp 15.000 perorang. Bp. Suto adalah seorang purnawirawan AD. Beliau sangat familiar bagi para tukang ojek pendakian via Kalibaru. Jadi tidak perlu bingung mencari rumah bapak suto. Pendakian Gunung Raung adalah pendakian paling ekstrim di pulau jawa. Pendakian total bisa sampai 6 hari pulang pergi. Untuk menuju puncak sejati, kita membutuhkan alat rapling karena kita bakalan manjat tebing, turun tebing, menyusuri tebing sempit dengan jurang dalam.




Lanjuuut.. Kemudian berangkat dari base camp naik ojek menyusuri hutan dan perkebunan. Sampai di pos 1 rumah Pak Sunarya. Untuk menuju pos 1, kita bisa menempuh 2.5 jam jika berjalan kaki. Sebaiknya naik ojek saja. Dari pos 1 disarankan untuk setiap pendaki, minimal membawa 10 liter air, atau dikira - kira. Usahakan membawa air yang banyak. Pos 1 berada pada ketinggian 980mdpl.

Menuju pos 2
Kemudian mulai berdoa dan berangkat dengan berjalan kaki menyusuri hutan - hutan dengan pepohonan yang masih sangat rindang. Di area ini banyak semak berduri. Pos 2 ini adalah tempat camp terluas untuk ngecamp bagi para pendaki. Kita bisa bermalam disini. Tapi kami bermalam di pos 3 yang memang sempit. Dibutuhkan waktu 4 jam untuk mendaki sampai di pos 2 yang mempunyai ketinggian 1431 mdpl. Jarak pos 1 sampai pos 2 ini sekitar 4130 meter.

Pendakian Pos 3
Menuju pos 3 mulai menanjak dan samping - sampingnya adalah jurang. Dari pos 2 ke pos 3 ini dibutuhkan waktu sekitar 1 jam.
Sesampainya di pos 3 yang mempunyai ketinggian 1656 Mdpl, kami beristirahat. Aah cukup melelahkan karena sangat jauh. Kami membuat tenda di pos 3 untuk bermalam disana. Di pos 3 bisa didirikan sekitar 2 tenda saja. Kami kemudian memasak kentang goreng dan minuman kolak yang isinya gula jawa, dan susu. Setelah satu malam di camp 3, paginya, kami bersiap - siap untuk perjalanan selanjutnya. Kami melakukan pemanasan peregangan otot, kemudian berdoa dan berangkat, uyeee.
Di perjalanan ini, medannya masih sama, yaitu menyusuri hutan lebat dan mulai menanjak.

Pendakian ke pos 4
Pendakian dari pos 3 ke pos 4 ini diawali dengan jalanan agak landai kemudian jalanan menurun dan kemudian jalanan menanjak yang cukup panjang dan lama. Sekitar 2 jam akan sampai di tanah lapang. Maka sampailah di pos 4. Pos 4 terletak di ketinggian 1855 mdpl.
Setelah sampai di camp 4, kami beristirahat sejenak untuk minum dan makan cemilan. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan. Jalanannya mulai banyak yang menanjak dan kita melewati semak belukar di dalam hutan.

Menuju pos 5
Menuju pos 5 sekitar 45 menit. Sebaiknya memakai pakaian panjang karena akan ada tanaman berduri. Jalanan menuju pos 5 mulai terjal dan kalau musim hujan bisa sangat licin.
sebelum pos 5 ada tempat yang cukup luas. Tempat ini sering dijadikan tempat beristirahat dan makan siang. Pos 5 mempunyai ketinggian 2115 mdpl.

Menuju pos 6
Pendakian menuju pos 6 semakin berat. Kita akan melewati jalanan terjal dan sempit yang kanan kirinya jurang. Untuk menuju pos 6 dari pos 5 menghabiskan waktu sekitar 30 menit saja, akantetapi harus hati - hati. Pos 6 ini memiliki ketinggian 2285 mdpl. Setalah sampai di pos 6 kita bisa bermalam disini. Ada undak - undakan sekitar 3 undakan.

Menuju pos 7 
Jalanannya juga terjal, hati - hati. Area pos 7 cukup luas bisa mendirikan 4 - 5 tenda. Dari pos 6 sekitar 1 jam perjalanan.
Akhirnya sampailah di pos 7 ketinggian 2541. Kami kemudian mendirikan tenda, memasak makanan dan beristirahat. Kami bermalam disini, membuat api unggun untuk menghangatkan badan karena hawanya mulai dingin.

Pos 8
Kemudian kami melakukan perjalanan dan menuju pos 8 sekitar 1-2 jam. Di pos 8 jalannya sangat menanjak, tetapi masih diselimuti rumput dan pepohonan hijau. Di pendakian menuju puncak bendera dari pos 8 juga sudah bisa melihat pemandangan gunung raung yang sangat menakjupkan. Pos 8  dengan ketinggian 2876 bisa didirikan sekitar 2 tenda. Kalau camp di pos 7 sebaiknya barang barang seperti tenda dan lainnya tinggal disana untuk sampai ke puncak sejati.

Pos 9
Menuju pos 9 ketinggian 3023 mdpl, dengan jalanan menanjak berkelok diselingi pepohonan dan rumput. Pos 9 adalah batas vegetasi. Kita bisa membuat sekitar 3 tenda.

Ketika hampir sampai di puncak bendera, medannya mulai berbatu tidak ada tanaman yang tumbuh.


Sampai di area puncak bendera

Kami melanjutkan perjalanan menuju puncak sejati menyusuri lereng terjal puncak bendera yang cukup berbahaya. Langit yang cerah menyuguhkan indahnya pemandangan gunung Raung yang sangat memesona.berjalan menuju jalanan terjal menuju puncak sejati ini memerlukan peralatan seperti peralatan rapling, tali - tali untuk peralatan memanjat di tebing - tebing terjal. Untuk menuju puncak sejati Raung kita harus melewati tebing yang sangat terjal dan memerlukan pertalian rapling untuk membantu menuruni dan menyusuri tebing.
Kami menyiapkan dan mulai memasang peralatan rapling tersebut.

Menuju puncak 17





Kami menyusuri tebing sempit yang sangat curam sehingga kami harus merangkak untuk melewati tebing tersebut. Sekali saja kami terjatuh, bisa saja nyawa kami tidak tertolong. Oleh karena itu, kami harus sangat berhati-hati. Setelah melewati tebing dengan merangkak, kami melewati samping tebing dengan menggunakan tali. Tebing tersebut sangat tinggi dan kami melewati sampingnya. Kami bahu - membahu saling tolong menolong. Banyak tebing yang harus kami lewati dengan merangkak, berjalan ngesot dan kadang saling berpegangan tali. Kemudian menuju suatu tebing terjal yang landai namun sangat ciut jalannya. Kalau sekali saja kepleset, kita bisa jatuh kedalam jurang yang sangat dalam. Kami memberi jarak untuk merangkak agar tetap aman.

Selanjutnya adalah menuruni puncak 17 menuju ke puncak tusuk gigi



Setelah menyusuri jalanan sempit di tebing, kini kami harus menyiapkan rapling untuk menuruni tebing. Kita harus memakai rapling karena tidak ada jalan, hanya tebing terjal penuh batuan. Jika menuruni dengan tangan kosong, kita pasti akan terjatuh. 
Setelah semuanya siap, kami pun mulai menuruni tebing secara bergantian. Setelah itu, kami menyusuri dengan jalanan agak menurun di area tebing. Kemudian sampai di jalanan naik. Jeng jengg, hampir menuju puncak. Mulai mendaki menaiki bebatuan dengan kemiringan sekitar 70 derajad. Mendaki dengan kemauan yang kuat untuk mencapai puncak sejatii. Sampai di puncak tusuk gigi dan sekitar 20 menit dari situ, akhirnya pun kami sampai di puncak sejati dengan selamat. Disambut oleh hamparan sangat luas kawah dan anakan kecil gunung raung yang sangat indah. Dari kawasan atas kami harus berhati - hati karena tempatnya tidak terlalu luas. Sampailah di puncak Sejati Gunung Raung dengan ketinggian 3344 mdpl.


Gunung Raung sendiri mempunyai banyak mitos dan misteri tentang makhluk halus seperti menyeramkannya jika kita berada di barat kaldera Gunung Raung berupa perbukitan terjal. Di kawasan tersebut banyak yang percaya terutama masyarakat sekitar  Gunung Raung bahwa tempta itu sebagai Kerajaan Macan Putih yang merupakan singgasana Pangeran Tawangulun. Nama pos - pos gunung raung juga sangat menyeramkan. Di sebuah pos gunung tersebut juga ada daerah yang sering dijadikan tempat mencari pesugihan. Gunung raung juga mempunyai pasar setan

Tim viapendaki, ig official @mountnesia

Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa...

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang k...

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b...