Skip to main content

Sindoro Via Kledung, Temanggung

Akhirnya saya mendaki Sindoro sampai ke puncak. Sangat seru!
Saya naik Sindoro melalui Jalur Kledung
Berikut rutenya.

Rute Menuju Base Camp Kledung
Untuk basecamp pendakian Kledung, jika dari barat bisa menaiki bus jurusan Wonosobo, setelah itu naik bus kecil jurusan Magelang dan kemudian turun di Desa Kledung. Base camp pendakian ini berada di balai desa. Jalan masuk di sebelah kiri jalan saat menuju arah Magelang.
Jika dari arah timur, dari Magelang bisa naik bus kecil jurusan Wonosobo dan turun di Desa Kledung.
Kalian bisa bertanya kepada sopir bus, jika masih ragu. Jika kita bilang turun di pendakian Sundoro via Kledung mereka akan paham.

Base camp yang berada dipinggir jalan arah Wonosobo dan Magelang ini memudahkan mereka yang tidak membawa motor atau mereka yang membawa mobil. Bisa diparkir di balai desa. Setelah itu kita bisa mck, sholat di masjid, agak maju lagi sekitar 30 meter dari basecamp.

Setelah itu kita bisa naik ojek menuju pos 1, jika jalan kaki bisa memakan waktu 30-60 menit. Biasanya para pendaki lebih memilih naik ojek karena rute dari basecamp hingga pos 1 itu masih cukup datar. Ketika menaiki ojek terkadang sewaktu hampir sampai di pos 1 akan ngebut karena nanjak. Kita harus berpegangan ke ojek dengan kuat. Untuk biaya ojek sendiri hingga dikenakan tarif Rp15.000, perorang ketika berangkat mendaki hingga pos 1 dan ketika turun dari pos 1 hanya dikenakan Rp10.000, perorang.

Setelah sampai di pos 1 kita jalan kaki menuju pos 2. Memakan waktu 1,5 - 2 jam. Setelah sampai di pos dua, kita bisa beristirahat. Jika saat hari libur kadang di pos pendakian sindoro via kledung ini ada warungnya yang menjual mie dan minuman, baik teh, kopi, air putih kemasan ataupun juga menjual gorengan.

Kemudian menuju pos 3 yang mulai banyak jalan menanjak. Ditempuh sekitar 2,5 - 3 jam. Di pos 3 bisa membuat tenda, atau naik lagi sekitar 5 menit, disana akan ada tempat camp yang cukup luas juga. Biasanya akan ada bapak - bapak penjaga barang dan tenda karena agak rawan pencurian. Bapak penjaga tersebut juga menjual minuman kemasan botol 1 5 liter seharga 20.000. Banyak yang beli lho, karena memang butuh. Disana terasa murah, hahaha. Jika titip barang seperti tenda juga bayar 20.000. Bapak tersebut sering menjaga 4 hari dalam seminggu. Setiap menjaga pada malam hari, bapak tersebut akan membuat api unggun jika tidak hujan.

Sewaktu saya mendaki ke Sindoro saat hampir sampai di pos 3 saya dan teman - teman kehujanan. Untung bawa mantel, tetapi tetap saja agak nembus karena hujannya deras. Jika hujan deras sebaiknya kalian berhati - hati karena akan ada aliran air disekitar jalan pendakian dan membuat licin.

Kami mendaki mulai jam 12 siang dan sampai di pos 3 sekitar pukul 16.30.

Sebenarnya ketika dari pos 2, kami (kakak saya, teman kakak saya dan teman saya) bareng dengan 3 pendaki, tapi mereka ini perempuan semua. Mereka terlihat sangat berani dan penuh semangat. Terapi akhirnya kami pun memutuskan untuk mendaki bersama - sama mareka. Saya dan teman saya lebih memilih berangkat terlebih dahulu untuk mendirikan tenda di atas pos 3. Akantetapi ketika di perjalanan menjuju pos 3, saya merasa sangat berat membawa beban carier. Kemudian saya mengambil barang - barang yang bisa dikurangi. Saya pun menata ulang dan meninggalkan satu bungkus salak di samping jalan pendakian. Saya hanya menyisakan sedikit salak di saku saya. Satu bungkus salak tersebut  bisa dikira - kira 1kg. Wah setelah itu menjadi sangat berkurang bebannya. Tapi sebenarnya juga masih cukup berat karena berisi kalau nggak 2 ya 3 sleeping bed, satu tenda dom ukuran 6 orang, dua botol air 1,5 lt, satu termos air 1,5lt terbuat dari logam dan lainnya lagi saya lupa. Tapi saya tetap jalan dan membawa beban tersebut sampai ke pos 3. Sewaktu hampir sampai di pos 3, sekitar 30 menit kami kehujanan cukup deras. Dari sebelum hujan, ternyata kakak saya membawakan salah satu carier dari 3 pendaki tadi. Padahal kakak saya masih agak demam dan perut kembung. Tapi ya cariernya tidak terlalu berat karena perempuan itu biasanya membawa barang yang simple. 

Saya juga bertemu dengan teman smp saya di base camp. Awalnya saya tidak memperhatikan dia. Tapi saya mendaki lebih dulu dari teman smp saya. Ia mendaki sekitar pukul 1 siang. Bersyukur saya bisa berfoto bersama dia di pos 4 karena saya baru dari puncak dan dia sedang menuju puncak.

Di pos 3 ini kita sudah bisa melihat pemandangan Gunung Sumbing yang terlihat besar dan sangat indah. Kita juga bisa melihat sunset jika tidak terhalang kabut.

Di pos 3 via Kledung ini ternyata ada babi hutannya. Jadi agak berbahaya, tapi ya nggak bahaya banget sih wong ya nyatanya para pendaki tidak mengeluh setelah mendaki via Kledung, bahkan jika mendaki ke sindoro lagi, saya ingin lewat jalur Kledung ini. Ya sebaiknya kalian bekerja sama dengan para pendaki untuk mengamankan tenda. Karena terkadang mereka akan menyeruduk tendak kalian. Biasanya lebih aman jika ada penerangan atau api unggun. Terakhir kali saya mendaki Sindoro via kledung, di bulan Januari 2016, kata bapaknya ada 3 babi, yang 1 sudah mati malam sebelum saya mendaki karena ditembak oleh penjaga. Dan ketika saya nge-camp diatas pos 3 aman tidak ada babi.

Pendakian saya membawa karir, nge-camp di pos 3,
Foto di pincak kawah sindoro
Bahaya nge-camp di Pos 4
Saya sarankan untuk tidak nge-camp di atas area mendekati pos 4 karena disana anginnya akan sangat kencang selain itu tempatnya juga tidak datar, memang ada beberapa yang datar tetapi hanya cukup untuk 1 tenda saja. Banyak dari pendaki lain yang menyarankan agar ngecamp di pos 3. Sekarang  ada peraturan dari base-camp agar tidak nge-camp di pos 4. Lebih baik ngecamp bersama - sama pendaki lain, untuk menjaga keamanan.

Untuk medan dari pos 3 hingga pos 4 cukup terjal dan menanjak karena hampir sampai di puncak. Perjalanan menuju puncak sindoro bisa menghabiskan waktu sekitar 3 - 4 jam jika santai. Saya mendaki ke puncak mulai 3.30-5 karena saya jalan terus bersama teman saya debgan mengefektifkan perjalanan dan istirahat. Cukup banyak jalan yang sulit di daki. Tapi menurut saya, medannya lebih mudah daripada Merapi.
Jika sudah sampai di pos 4 maka kita hampir sampai di puncak. Perjalanan dari pos 4 mulai terbuka dan tidak ada tanaman yang tinggi sehingga bisa melihat pemandangan yang bagus. Di puncak kita bisa melihat kawah Gunung Sindoro dengan jelas. Akantetapi hati - hati karena bau belerangnya sangat menyengat. Gunung Sindoro ini masih tergolong gunung berapi aktif. Kita juga bisa melihat pemandangan Gunung Sumbing, Merapi, Merbabu, Andong, Telomoyo dll. Sangat indah ketika bisa menikmati sunrise di puncak. Disini juga cukup banyak bunga edelweis.

Kemudian kami mengambil foto bersama di puncak dan sempat menikmati sunrise yang sangat menakjubkan.

Gambar atas : saya dan teman smp
Bawah : saya, dan teman - teman
Setelah itu kami kembali ke pos 3, daebakk! Hanya menghabiskan waktu 1 jam saja. Kemudian prepare persiapan turun ke basecamp. Karena saya lari dari pos 3 sampai pos 1 yaitu pos ojek. Saya menghabiskan waktu 1,5 jam. Teman - teman saya masih di belakang, ada yang menyusul 1,5 hingga 2 jam. Dan saya menunggu mereka sambil tiduran di pos 1 bersama tukang ojek. Hahaha.
Oh iya, 3 pendaki perempuan yang tadi itu sudah turun dan hanya menikmati sunrise di pos 3 karena rumah mereka jauh dan berkejaran dengan waktu, hari Senin sudah mulai kuliah. Mereka berasal dari Klaten, kami dari Magelang dan Purworejo, jadi cukup dekat.

Dan ketika turun dari Sindoro, temen - temen pembaca ingat salak yang saya tinggal itu,? saya ingin mengambil salak yang ada di plastik yang saya tinggal. Saya memberi tanda dengan botol air putih 600ml yang ditindihi batu. Eh, ternyata sudah tidak ada. Syukurlah, saya berterima kasih sudah ada yang mengambilnya. Semoga saja dimakan, tidak dibuang.

Ingat 3 pendaki perempuan tadi? Kami juga masih berkomunikasi dengan mereka lewat ig, dan kami juga berencana mendaki bersama lagi. Wah, hobi bisa menambah teman dan silaturahim.

Kalau mau nanya tetang sindoro via kledung bisa cp saya di @explore77 atau kakak saya @lukmankhakim16

Semoga bermanfaat ya :) salam pendakii!!!

Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa...

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b...

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang k...