Berikut adalah sejarah dan 5 fakta Haji yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda.
adalah salah satu rembarkasi (tempat pemberangkatan) haji di indonesia pada masa penjajahan Belanda yang dikelilongi oleh pulau kelor, dan pulau bidadari atau kayangan. Disana terdapat beberapa bangunan untuk karantina pemberangkatan haji dan juga sebagai karantina penyakit yang dibawa para jamaah haji dari Arab. Setelah itu, pemberangkatan haji dipindah ke Tanjung Priok.
Pada tahun 1860an perjalanan haji menggunakan kapal uap dengan dibukanya Terusan Suez. Adanya Terusan Suez ini menjadikan jumlah kapal uap dari eropa ke Indonesia menjadi semakin banyak. Namun pada saat itu kesejahteraan jamaah haji tidak diperhatikan oleh pemilik kapal. Banyak dari mereka yang berjubel, berdesakan dan tidak sedikit yang meninggal di kapal.
- 3. Perjalanan Haji yang Sangat Lama.
Pada zaman dahulu, perjalanan haji ditempuh menggunakan laut. Jika menggunakan kapal layar bisa sampai berbulan - bulan bahkan hingga tahunan. Setelah itu mereka akan transit di berbagai kota. Masih banyak ancaman yang akan dialami para jamaah. Adanya bahaya ombak, bajak laut, perampok gurun, bahkan penyakit tak melumpuhkan niat mereka.
- 4. Pada tahun 1853 - 1858
Banyak jemaah haji yang kembali ke Indonesia tidak ada setengahnya.
Haji menjadi pemersatu dakwah dan kemerdekaan antara para jamaah haji dengan dunia internasional, utamanya Arab. Setelah kembali ke Indonesia, para haji mmepunyai pemikiran baru tentang penjajahan. Mulai saat itu banyak pemberontakan. Pihak belanda menganggap penyebabnya adalah para haji.
Comments
Post a Comment