STUDY KASUS:
Direktorat Sumber Daya
Manusia UGM merupakan salah satu Direktorat di lingkungan Universitas Gadjah
Mada yang bertanggungjawab dalam pengelolaan SDM sejumlah kurang lebih 7.500
orang, mempunyai jenis pekerjaan yang sangat kompleks dengan volume yang sangat
besar, mulai dari kegiatan perencanaan kebutuhan pegawai, rekrutmen, seleksi,
pengembangan, sampai dengan pemutusan hubungan kerja, disamping
pekerjaan-pekerjaan rutin yang volumenya cukup besar ditambah dengan beberapa
jenis pekerjaan yang fluktuasi volumenya terutama proses kenaikan pangkat
pegawai yang volumenya sangat besar pada bulan Maret dan September juga
kegiatan rekrutmen pegawai pada bulan November dan Desember, sementara jumlah
pegawai di Direktorat SDM hanya 30 orang. Sehingga staf di Direktorat SDM
sering lembur, dan kadang beberapa pekerjaan terlambat penyelesaiannya. Apabila
Saudara menjadi Direktur SDM, apa yang harus Saudara lakukan untuk mengatasi
hal itu?
PENYELESAIAN KASUS:
Berdasarkan kasus diatas
menurut kelompok kami, dalam penyelesaian kasus tersebut terdapat 2 alternatif
, jika penyelesaian kerja tersebut dalam waktu yang sangat pendek atau genting.
Maka kami memberikan sebuah saran atau solusi
yang mungkin dapat menyelesaikan kasus tersebut. Antara lain:
1.
Mengrekuitmen karyawan pembantu yang mana
pegawai tersebut bertugas membantu beberapa pegawai yang memiliki tugas atau
pekerjaan lebih banyak dari pegawai tetap lain, sehingga pegawai yang lembur
menjadi berkurang dan pekerjaan selesai dengan tepat waktu. Untuk sistem
rekruitmennya yang pertama mengambil siswa yang berprestasi di suatu tempat
kursus komputer, yang mana mereka dapat bekerja dengan mahir di bidang komputer
sehingga dapat membantu pekerjaan pegawai direktorat SDM UGM yang memiliki volume kerja lebih
banyak dan selain itu bisa dilakukan pengawasan dan pengarahan langsung oleh
pegawai tetap direktorat SDM UGM. Kedua dapat melalui kerjasama lembaga
pendidikan yang bergerak dibidang kusus yang sesuai dengan kebutuhan pegawai
agar dapat membantu pekerjaan pegawai tersebut.
2.
Sistem kerja flexiblelitas, jika pegawai
yang sering kerja lembur dan pekerjaannya selesai tidak tepat waktu hanya
beberapa orang, maka pegawai yang sudah selesai pekerjaanya dan tepat waktu
maka membantu pegawai lain yang belum selesai pekerjaannya. Sehingga sistem
lembur dapat berkurang sedikit ddemi sedikit.
Pada intinya sistem flexibilitas kerja adalah pegawai tidak hanya mengerjakan sesuai
spesialisasi atau pembagian kerjanya saja tetapi juga dapat membantu pekerjaan
pegawai lain sesuai kemampuan di bidangnya sebab suatu kantor tersebut adalah
model kerja secara team work bukan individual work sehingga setidaknya antar
pegawai dapat saling membantu pekerjaan sesuai bidang dan pemahaman.
Comments
Post a Comment