Skip to main content

Bukti dan fakta sejarah


Seperti apa bukti dan fakta sejarah itu?
Sejarah masyarakat dan bangsa  yang ada pada masa lampau bisa kita ketahui dari penemuan bukti atau fakta. Kata fakta asalnya dari bahasa Latin, dari kata factus atau facerel, yang berarti selesai atau mengerjakan. Fakta yang menunjukkan terjadinya suatu peristiwa di masa lalu, sedangkan bukti peninggalan sejarah adalah suatu sumber penulisan sejarah. Sedangkan fakta adalah suatu hasil dari seleksi data yang terpilih.
Fakta sendiri mempunyai dimensi sosial yang dapat disebut sociofact, adalah berupa jaringan interaksi antarmanusia,
Fakta sejarah dapat berbentuk benda konkret, misalnya seperti candi, patung, perkakas yang bisa disebut artefak. sedangkan untuk fakta yang bersifat
abstrak berupa keyakinan dan kepercayaan dapat disebut dengan mentifact. Bukti dan fakta sejarah dapat kita ketahui melalui sumber primer dan juga melalui sumber sekunder.

a. Fakta sosial
Apa itu fakta sosial dalam ilmu sejarah?
Fakta sosial adalah fakta sejarah yang berdimensi sosial, dimana adalah kondisi yang dapat menggambarkan tentang keadaan sosial, dan sistem kemasyarakatan, serta suasana zaman, misalnya adalah interaksi (hubungan) antarmanusia, contohnya adalah dapat dilihat dari pakaian adat, atau pakaian untuk kebesaran raja. Jadi fakta sosial itu berhubungan pada kehidupan suatu masyarakat, kelompok masyarakat ataupun pada suatu negara yang menumbuhkan hubungan sosial dengan harmonis serta mempunyai komunikasi sosial yang terjaga baik. Fakta sosial dapat dijadikan sebagai bukti sosial yang muncul di lingkungan masyarakat yang akan mampu memunculkan suatu peristiwa atau kejadian. Untuk masyarakat pembuat logam akan memunculkan ciri sosial yang sudaj maju, berintegritas, dan juga telah mengenal teknik. Selain itu mereka juga  memiliki tradisi animisme atau dinamisme melalui benda hasil garapannya tersebut, dan jika kita teliti dengan saksama masyarakat tersebut juga sudah mengenal adanya persawahan dan hidup dengan cirinya yaitu gotong royong.

b. Artefak
Apa itu artefak?
Artefak ialah semua benda baik
secara keseluruhan ataupun beberapa bagian saja hasil garapan tangan manusia, contohnya yaitu candi, patung, serta perkakas. Pada peralatan -peralatan yang dihasilkannya bisa menggambarkan tingkat kehidupan masyarakat pada saat itu dan mereka sudah mempunyai akal dan budaya yang cukup tinggi, bahkan juga bisa meggambarkan suasana pikiran, alam, dan status sosial, serta kepercayaan penciptanya dari suatu masyarakat, inilah yang perlu kita cermati oleh para sejarawan.

c. Fakta mental
Fakta mental ialah suatu kondisi yang bisa menggambarkan pada suasana pikiran, perasaan batin, kerohanian dan sikap yang mendasari pada suatu karya cipta. Fakta mental ini berkaitan dengan perilaku, ataupun tindakan moral manusia yang dapat menentukan baik buruknya suatu kehidupan manusia, masyarakat, dan negara. Peristiwa yang terjadi pada masa lalu bisa memengaruhi mental kehidupan yang ada pada masa kini bahkan pada masa depan. Fakta mental mempunyai hubungan yang erat antara peristiwa yang terjadi dengan batin manusia, karena perkembangan batin pada suatu masyarakat bisa mencetuskan pada munculnya suatu peristiwa, jika kita ingat pada peristiwa bom atom yang terjadi di kota Nagasaki dan Hirosima di negara Jepang yang betakibat menyisakan perubahan watak dan rasa takut, itulah sebabnya Jepang yang kemudian memelopori kampanye anti bom atom. Fakta mental adalah suatu fakta yang bersifat abstrak atau kondisi yang menggambarkan di alam pikiran, kepercayaan ataupun sebuah sikap, contohnya ialah kepercayaan keyakinan dan kepercayaan benda yang dapat melambangkan nenek moyang dan benda dalam upacara adat, contohnya ialah nekara perunggu yang ada di Pejeng (Bali), untuk dipuja. Tetapi ada artefak yang juga menunjukkan fakta sosial dan juga ciri fakta mental, contohnya ialah kapak perunggu atau bejana perunggu yang merupakan artefak, yaitu termasuk dalam fakta konkret, tetapi jika kita lihat dari segi hiasannya, dapat berfungsi sebagai fakta sosial, dan apabila menempatkan kapak perunggu dan bejana perunggu kedalam sistem kepercayaan maka dapat kita sebut sebagai fakta mental.

Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa...

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b...

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang k...