Keragaman pada budaya Indonesia yang terdiri dari beraneka ragam suku bangsa rupanya menjadi suatu daya tarik bagi mahasiswa asing untuk berkunjung dan belajar ke Universitas Islam Indonesia. Terlebih lagi ketika meilhat keunikan masyarakat Indonesia yang dapat menyelaraskan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-harinya. Hal ini rupanya menjadi bahan kajian yang menarik dan selalu memantik rasa ingin tahu para mahasiswa asing tersebut. Tradisi Islam Indonesia yang mampu berjalan selaras dengan keragaman budaya lokal inilah yang menjadi topik kajian dalam program “Islam and Hybrid Culture in Indonesia”. Program tersebut diikuti oleh 13 mahasiswa asing dari berbagai negara, seperti Tiongkok, Vietnam, Filiphina, Kamboja, dan Tunisia.
Para peserta program ini sengaja tinggal beberapa waktu di Kota Jogja serta berkunjung ke kampus UII guna untuk mempelajari Islam dan budaya Indonesia secara lebih dekat melalui program itu. Hal ini sebagaimana nampaknya dalam penyambutan mereka secara resmi di Gedung Prof. Dr. Sardjito, kampus terpadu UII pada Hari Senin (26/9).
Selama beberapa hari mereka akan mengikuti kuliah secara tematik di kelas yang mengetengahkan aspek-aspek unik dari masyarakat Muslim di Negara Indonesia, mulai dari aspek budaya, sosial, ekonomi, dan politik. Pemahaman itu disampaikan oleh para dosen senior UII dan para pakar pada bidangnya. Tidak hanya itu, mereka juga diajak berkunjung ke kantor organisasi Muhammadiyah dan Pondok Pesantren Al Munawwir Krapayak.
Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc menyambut baik kedatangan para mahasiswa asing untuk belajar Islam dan budaya Indonesia di UII. Menurutnya, di era keterbukaan seperti sekarang ini, sangatlah penting untuk meningkatkan pemahaman lintas budaya dan komunitas. Apalagi para pesertanya masih berusia muda sehingga nantinya juga diharapkan dapat membangun jembatan persahabatan dengan para mahasiswa UII yang terlibat dalam program tersebut.
Sementara itu, menurut Direktur Internasional Program UII, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D yang mengatakan bahwa program ini mendapat dukungan penuh dari Kemenristekdikti. Dalam pelaksanaan program, UII menjalin kerjasama dengan Universitas Diponegoro, Semarang dan beberapa universitas mitra lainnya.
“Para peserta program memang dipilih dari universitas-universitas asing yang tengah menjalin kerjasama dengan UII sehingga bisa dilihat sebagian besar merupakan mahasiswa dari Asia Tenggara dan sebagian lagi dari Tiongkok serta Tunisia”, katanya. UII sendiri saat ini sedang gencar membangun jaringan dengan berbagai universitas yang ada di kawasan ASEAN dalam rangka untuk memanfaatkan peluang MEA, salah satunya adalah melalui peningkatan mobilitas para mahasiswanya.
Comments
Post a Comment