Bahan bakar minyak (BBM) Premium di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang berada di berbagai daerah di waktu - waktu ini mulai raib.
Di salah satu SPBU di Jalan Mencong, Ciledug, BBM yang berjenis premium beberapa hari terakhir ini sudah tidak lagi di papan harga, hanya ada Petralite dan Pertamax untuk motor.
Sekitar empat nozzle atau selang khusus bensin biasa yang berwarna kuning dan biasa berisi Premium sudah lenyap disana.
Dispenser-dispenser yang berada di SPBU Jalan Mencong itu sekarang hanya menyediakan BBM RON 90 atau yang biasa kita sebut sebagai Pertalite, adalah bbm yang berkadar oktan di atas Premium.
Dikonfirmasi oleh pihak Pertamina, soal raibnya Premium dari sebagian wilayah ini, Ahmad Bambang, Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero) mengatakan, penghentian penjualan Premium ini biasanya tergantung pada pemilik SPBU sendiri, apakah dimiliki dan dioperasikan oleh Pertamina (COCO) atau dimiliki dioperasikan swasta (DODO), serta dioprasi oleh keduanya (CODO).
“Kalau di SPBU tersebut sudah kecil (permintaan Premium), pengusaha sudah tidak mau jual, ya apa boleh buat,” kata Ahmad,Jumat (12/8/2016).
“Namun, di SPBU lainnya kan masih ada. Di perkotaan memang mulai berkurang (konsumsi Premium),” imbuh lagi oleh Ahmad.
Ahmad juga tidak menjelaskan secara pasti apakah Pertamina sebenarnya juga mengurangi pasokan Premium untuk SPBU COCO.
Yang jelas, kata Ahmad, konsumsi Premium harian pada Juli 2016 menurun 32 persen dibandingkankan pada periode sama tahun lalu.
Konsumsi bbm Premium ini diproyeksikan akan makin berkurang hingga akhir tahun sebesar 50 persen.
Pada periode sama, konsumsi Pertelite malah mengalami peningkatan yaitu sebesar 16 persen, Pertamax juga meningkat 15 persen, sedangkan Pertamax Plus meningkat satu persen.
Pengusaha SPBU swasta yang tergabung dalam suatu Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) tidak ada yang merespons terkait dengan perubahan pola konsumsi BBM yang terjadi pada masyarakat.
Penurunan konsumsi Premium ini jiga tidak hanya terjadi di wilayah Jabodetabek. Penurunan konsumsi Premium di region Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, serya Bali, atau di Marketing Operating Region (MOR) V juga mengalami penurunan.
menurut Area Manager Commucation dan Relation Pertamina MOR V Heppy Wulansari, konsumsi Premium pada tahun 2015 adalah sekitar 14.000 kiloliter (KL) per hari, dan saat ini pada Juli 2016 menjadi 9.400 KL per hari, atau menurun sebesar 33 persen. Tren penurunan konsumsi bbm Premium ini juga diprediksi akan terus terjadi ke depannya.
Pertalite yang dijual di MOR V saat ini sudah mencapai 4.950 KL per hari, sedangkan untuk penjualan Pertamax mengalami peningkatan 37 persen dibandingkan rata-rata konsumsi harian pada tahun 2015.
Penurunan konsumsi harian bbm jenis Premium terjadi juga di regional pemasaran VII. Di daerah Sulawesi Selatan, konsumsi Premium turun 17 persen yaitu sekitar 2.000 KL per hari.
Untuk misteri kelangkaan dispenser berisikan bahan bakar minyak (BBM) yang berjenis Premium yang ada di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di berbagai daerah Indonesia sekarang terjawab sudah.
Secara berkala, Premium akan hilang dari peredaran. Ini dikarenakan program dari pemerintah yang memiliki pemetaan untuk menyediakan BBM standarnya sesuai dengan standar Euro IV.
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) IGN Wiratmadja Puja mengatakab bahwa bbm jenis premium sekarang ini tidak memenuhi standar Euro IV, ungkapnya pada waktu itu di Jakarta, Selasa (6/9/2016).
Dengan demikian, Wiratmadja juga telah mengingatkan kepada badan penyalur BBM, terutama kepada PT Pertamina (Persero), untuk tidak secara sengaja melakukan pembatasan konsumsi Premium, misalnya adalah dengan cara mengurangi kuota atau selang bensin (nozzle).
kata Wiratmadja juga menuturkan bahwa jenis bbm Premium ini pelan-pelan akan hilang, tetapi secara natural, bukan dengan cara dipaksa,
Apa untungnya Tidak Memakai BBM Premium?
Menurut Wiratmadja,kehadiran BBM dengan kadar oktan lebih tinggi dari Premium, seperti Pertalite dan Pertamax, adalah untuk memberikan alternatif bagi masyarakat. Mereka akan lebih untung jika mengonsumsi BBM selain Premium, ini dikarenakan Pertalite dan Pertamax lebih bersih dan tidak mengandung timbal banyak seperti premium. Sejauh ini kita semua tahu kalau timbal itu salah satu penyebab penyakit berbahaya, yaitu kanker.
Berikut dampak bahaya timbal lainnya yang terjadi pada tubuh manusia :
Pada anak-anak timbal dapat menyebabkan :
- Penurunan tingkat kecerdasan (IQ)
- Pada tingkat keracunan yang tinggi, menyebabkan kematian
- Ketidakmampuan belajar (kesulitan belajar)
- Hiperaktifitas dan agresif sehingga menimbulkan masalah sosial dan lingkungan
- Attention deficit disorder
- Gangguan pertumbuhan
- Kerusakan ginjal
- Keracunan timbal dulunya juga pernah dilaporkan dapat menyebabkan tindakan kriminal yang tetjadi pada anak-anak
- Dapat menyebabkan gangguan pendengaran
Sumber :
kompas.com,
irhamfany.wordpress.com
Comments
Post a Comment