Skip to main content

Mengindetifikasi Unsur-Unsur Bentuk Suatu Puisi


Anda pastinya pernah mendengarkan dan telah mempelajari tentang pembacaan puisi dan Anda tentunya sudah mampu untuk mengungkapkan isi puisi berupa tema, makna, dan pesan dengan mahir. Pelajaran kali ini akan menambah pemahaman Anda mengenai puisi. Kali ini, Anda akan belajar mengidentifikasi unsur-unsur bentuk (fisik) puisi berupa diksi, pengimajian, gaya bahasa/majas. Diksi atau pemilihan kata sangat berpengaruh terhadap keindahan puisi. Pemilihan kata yang tepat akan memberikan daya magis yang sangat kuat pada puisi yang penyair ciptakan. Namun, hendaknya disadari bahwa kata-kata dalam puisi bersifat konotatif, artinya memiliki kemungkinan makna yang lebih dari satu. Kata-katanya juga dipilih yang puitis artinya mempunyai efek keindahan dan berbeda dari kata-kata yang Anda pakai dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pemilihan kata yang cermat ini, orang akan langsung tahu bahwa yang dihadapi itu puisi. Pengimajian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan (Herman J. Waluyo, 1995 : 78). Diksi dan pengimajian memiliki hubungan yang sangat erat. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian. Baris atau bait puisi itu seolah mengandung gema suara (imaji auditif), benda yang nampak (imaji visual), atau sesuatu yang dapat Anda rasakan, raba atau sentuh (imaji taktil). Ketiganya digambarkan oleh bayangan konkret yang dapat Anda hayati secara nyata. Contoh diksi dan pengimajian terlihat dalam petikan puisi Perempuan-Perempuan Perkasa karya Hartoyo Andangjaya berikut ini.

....
Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta dari manakah mereka Di atas roda-roda baja mereka berkendara Mereka berlomba dengan surya menuju ke gerbang kota
merebut hidup di pasar-pasar kota
.....


Dalam puisi ini dipilih kat-kata yang berisi sikap kagum penyair kepada perempuan-perempuan perkasa. Untuk menunjukkan rasa kagum itu, penyair tidak cukup dengan penyebutan perempuan perkasa. Untuk memperkonkret gambaran dalam pikiran pembaca, Ia menggunakan pengimajian berupa ungkapan /Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta./. Untuk menunjukkan kendaraan bagi perempuanperempuan itu secara konkret penyair menciptakan pengimajian " Di atas roda-roda baja mereka berkendara". Selain diksi dan pengimajian, dalam unsur-unsur bentuk suatu puisi terdapat gaya bahasa atau majas. unsur ini mampu memberikan sesuatu yang bersifat estetis dalam sebuah puisi. Gaya bahasa atau majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa). Jenis gaya bahasa atau majas yang sering digunakan dalam puisi adalah:

1. Personifikasi
Apa pengertian dari Personifikasi? Yaitu adalah peristiwa alam yang dikiaskan sebagai
keadaan atau peristiwa yang dialamai manusia.
Dalam "Padamu Jua" Amir Hamjah menulis :
pelita jendela di malam gelap/ melambai pulang perlahan"; "engkau cemburu/ engkau ganas/ mangsa aku dengan cakarmu/ bertukar tangkap dengan lepas.

2. Metafora
Apa pengertian dari Metafora?  adalah kiasan kiasan langsung, artinya benda yang dikiaskan itu tidak disebutkan.
Dalam "Surat Cinta", Renda mengiaskan diri kekasihnya bagai putri duyung.
engkaulah putri duyung/ tawananku/ putri dyung dengan suara merdu/ lembut bagi angin laut/ mendesahlah bagiku.
("Surat Cinta", 1959)


Dalam hal ini Tuhan dipersonifikasikan sebagai manusia.

3. Ironi,
Apa pengertian dari Ironi? Dalam puisi pamflet, demonstrasi, dan kritik sosial, banyak digunakan ironi, yakni kata-kata yang bersifat berlawanan untuk memberikan sindiran. Ironi dapat berubah menjadi sinisme dan sarkasme, yakni penggunaan kata-kata yang kerasdan kasar untuk menyindir atau mengeritik. Nada sinisme dapat dinikmati dalam sajak Rendra berjudul "Sajak Sebotol Bir" ini.
kota metropilotan disini tidak tumbuh dari industri/ tapi tumbuh dari negara industri asing/ akan pasaran dan  sumber pengadaan bahan alam/ kota metropulitan disini/ adalah sarana penumpukan bagi Eropa, Jepang, Cina, Amerika, Australia, dan negara industri lainya.

("Sajak Sebotol Bir:", 1977)

4. Hiperbola
Apa pengertian dari Hiperbola? Hiperbola  adalah kiasan yang berlebih-lebihan. Misalnya adalah untuk melebih-lebihkan sifat jelek yang dikritik, Rendra membuat hiperbola contohnya adalah sebagai berikut:
politisi dan pegawai tinggi/ adalah caluk yang rapih/ kongres-kongres dan konferensi/ tak pernah berjalan tanpa kalian.
("Bersatulah Pelacur-Pelacur Jakarta")


Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa...

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b...

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang k...