Skip to main content

Menulis Paragraf Deskripsi


Anda pun dapat mengubah pengalaman menarik Anda menjadi sebuah paragraf deskripsi. Gambarkanlah pengalaman menarik Anda menjadi sebuah paragraf yang baik. Jika teman Anda membacanya, ia akan merasa seolah-olah mengalaminya. Oleh karena itu, untuk mengevalusi apakah paragraf Anda itu sudah baik atau belum, mintalah teman Anda untuk membaca dan menanggapinya.
Nah, berikut ini salah satu contoh paragraf deskripsi yang diadaptasi dari pengalaman menarik ketika berada di suatu tempat.

Ketika berada di pantai, tentu ada keinginan untuk me nyaksikan matahari terbit dan matahari terbenam. Begitu pula, ketika berada di Pantai Pangandaran, Jawa Barat, matahari terbit dan terbenam dapat disaksikan dengan indah. Bentuk semenanjung dari Pantai Pangandaran membuat kita bisa menikmati matahari terbit di sisi pantai timur dan tenggelam di sisi pantai barat. Pemandangan Pantai Pangandaran sangat memesona. Di sebelah kanan terlihat perbukitan yang memanjang. Sementara itu, di sisi kiri terdapat perkampungan nelayan dengan beraneka perahu tradisional. Selain itu, di sisi kanan pun terdapat hutan cagar alam Pananjung yang dipakai sebagai penyangga ekosistem sekaligus tujuan wisata. Di pantai ini pun banyak dipenuhi kios cinderamata, peng inapan, dan toko kelontong. Hal ini sangat menarik jika mengabadikan pantai dengan teman atau keluarga dalam media foto atau video. Selain itu, hal ini pun dapat dijadikan pengalaman yang tidak akan terlupakan.

Sumber: Majalah Intisari, September 2005 dengan pengubahan.


Pada pelajaran sebelumnya, yakni pembelajaran 1C, Anda telah berlatih menulis paragraf narasi. Paragraf narasi berusaha memaparkan suatu hal, peris tiwa, atau kejadian berdasarkan urutan waktu dan tempat. Contoh tulisan narasi yang mudah Anda temukan adalah narasi fiksi, seperti cerpen atau novel. Paragraf narasi berbeda dengan paragraf deskripsi. Paragraf deskripsi merupakan paragraf yang isinya bersifat melukiskan atau menggambarkan sesuatu. Lukisan memang harus disajikan dengan sehidup-hidupnya agar pembaca seolah-olah melihat apa yang dilihat penulis, mendengar apa yang didengar oleh penulis, serta dia dapat merasakan apa yang dirasakan oleh penulis. Pembaca diajak untuk mengambil apa yang dialami oleh penulis. Bagaimana agar karangan deskripsi itu dapat disajikan dengan sehidup-hidupnya? Langkah pertama, Anda harus melatih diri mengamati sesuatu. Segala sesuatu di sekeliling dapat diamati. Pengamatan dapat pula dilakukan terhadap diri sendiri, alam sekitar, kejadian di masyarakat, dan sejenisnya. Semua itu dapat Anda susun menjadi sebuah karangan deskripsi yang menarik. Deskripsi akan terasa lebih hidup jika dibumbui dengan perincian yang sesuai dengan tujuan penulisan. Perincian yang dipilih hendaknya khusus pula. Supaya kekhu sus an itu menon jol, Anda dapat memberikan penjelasan tam bahan. Jadi, tidak semua hasil pengamatan, seperti semua yang dilihat, yang didengar, atau yang dirasakan, harus dijadikan bahan karang an. Bahan-bahan itu dipilih sesuai dengan tema dan tujuan karangan yang akan dibuat.

Perhatikanlah contoh karangan deskripsi berikut ini.
Cantiknya Danau Biru di Antara Perbukitan
Siapa yang tidak kenal Bukittinggi? Kamu pasti sudah mendengarnya. Ya, kota ini merupakan
salah satu tujuan wisata di Sumatra Barat. Para wisatawan banyak yang berkunjung ke kota ini karena sejarahnya. Konon, kota ini menjadi benteng kekuasaan Belanda pada saat Perang Padri (1821–1837). Oleh karena itu, banyak terdapat bangunan bersejarah peninggal an Belanda di kota ini. Selain itu, kota ini juga terkenal di Indonesia sebagai The Big Clock Town atau Kota Jam Gadang. Jam yang ber ukuran besar ini menjadi ciri khas Kota Bukittinggi dengan di kelilingi pohon-pohon besar yang me nambah indah pemandangan kota. Namun, tidak banyak yang tahu tentang sebuah danau biru yang cantik di kota ini. Danau Maninjau namanya. Danau Maninjau terletak 38 km sebelah barat dari pusat Kota Bukittinggi. Jika menggunakan bus umum dari Bukittinggi cukup dengan mengeluarkan Rp2.000,00 untuk satu jam perjalanan. Airnya biru jernih dan bersih alami. Danau ini dikelilingi bukit-bukit yang indah sehingga menambah cantiknya peman dang an sekitar. Terletak 500 m di atas per mukaan laut dengan panjang danau 17 km, lebar 18 km, dan kedalaman danau sekitar 480 meter. Tempat ini juga sangat cocok untuk aktivitas berenang atau berkeliling dengan
sepeda. Bukan hanya itu, bagi mereka yang memiliki jiwa petualang dan suka mendaki bukit, di sinilah tempat yang cocok untuk menya lurkan hobi tersebut. Wisatawan dapat men daki Bukit Sakura dan Puncak Lawang hanya dalam waktu tiga jam saja. Di puncak bukit inilah wisatawan dapat mengagumi pe man dangan danau dan sekitarnya. Semua tam pak jauh lebih indah dari atas sana. Jika merasa waktu satu hari berkunjung di sini belum cukup, tidak perlu khawatir. Di tempat ini seperti layaknya taman wisata lain banyak terdapat penginapan yang meru pakan
peng inapan dengan fasilitas memadai. Sepanjang danau ini pun banyak terdapat restoran dan coffee shop untuk dapat meme nuhi kepuasan wisatawan yang ber kunjung. Cobalah datang pada akhir pekan karena sering digelar musik dan tarian tradisional khas Sumatra Barat untuk meng hibur pengunjung. Berwisata tampak kurang lengkap jika tidak membeli cenderamata atau oleholeh khas Sumatra Barat. Di Jalan H. Udin Rahmani, banyak terdapat toko yang menjual
cenderamata. Lukisan rumah gadang dari bahan be ludru merupakan salah satu suvenir yang paling banyak dicari wisatawan di tempat ini. Oleh karena itu, jika Anda berniat untuk berwisata ke Sumatra Barat jangan lupa untuk memasukkan Danau Maninjau ke dalam agenda perjalanan Anda, dijamin Anda tidak akan menyesal.

Sumber: Harian Umum Pikiran Rakyat, 18 Januari
2005



Berdasarkan contoh tulisan tersebut, dapatkah Anda merasakan dan membayangkan keindahan Danau Maninjau? Dalam tulisan tersebut banyak penjelasan yang menggambarkan keindahan alam Bukittinggi. Misalnya, dalam kalimat berikut. Airnya biru jernih dan bersih alami. Danau ini dikelilingi bukit-bukit yang indah sehingga menambah cantiknya pemandangan sekitar. Karangan deskripsi (lukisan) dapat dibedakan atas deskripsi spasial dan deskripsi objektif. Deskripsi spasial merupakan upaya penggambaran suatu ruang atau tempat tertentu agar pembaca merasakan seolah-olah melihat sendiri ruang atau tempat tersebut. Sementara itu, deskripsi objektif adalah  penggambaran suatu hal dengan mengungkapkan perincian identitas hal tersebut secara
apa adanya sehingga pembaca dapat membayangkan keadaan yang dideskripsikan tersebut. Banyak topik yang dapat Anda kembangkan menjadi paragraf atau karangan deskripsi, misalnya tentang keadaan lingkungan sekitar, benda-benda unik dan antik yang ada rumah Anda, pemandangan indah di daerah Anda, atau tokoh-tokoh idola Anda. Topik-topik tersebut dapat Anda deskripsikan secara tepat jika Anda melakukan pengamatan secara cermat. Sesuatu yang Anda deskripsikan tersebut, diusahakan sejelas mung kin agar pembaca atau orang yang mendengarkan dapat mem bayangkan benda atau sesuatu yang dideskripsikan. Berikut contoh deskripsi benda yang ada di sekitar rumah Anda. Kursi yang disimpan di ruang tamu itu terlihat sangat indah. Warnanya yang biru muda sangat cocok dengan warna dinding ruangan itu. Kursi empuk yang dibalut kain berbahan halus itu berbentuk setengah lingkaran di sudut ruangan. Kakikursi tidak terlihat karena seluruhnya ditutupi kain. Kursi itu pun dihiasi bantal berenda yang cantik. Seperti halnya pada pembelajaran menulis karangan narasi, Anda pun dapat melakukan penyuntingan terhadap tulisan sendiri atau tulisan teman. Perhatikanlah penggunaan kata, tanda baca, dan ejaannya. Apakah sudah sesuai dengan ejaan baku bahasa Indonesia atau belum? Pada saat penyuntingan, Anda dapat menggunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan sebagai pegangan dan rujukan.

Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa...

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b...

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang k...