Skip to main content

Menulis Paragraf Narasi


Anda mungkin pernah membuat sebuah tulisan yang bercorak
narasi, bukan?"Menulis lebih baik daripada operasi pengencangan kulit wajah," itulah salah satu judul bab yang sangat menarik dari bukuyang ditulis Fatima Mernisi. Seorang Mernisi berpesan, "Usaha kan menulis setiap hari. Niscaya, kulit Anda akan menja di segar kembali
akibat kandungan manfaatnya yang luar biasa. Dari saat Anda bangun, menulis dapat meningkatkan aktivitas sel. Dengan coretan pertama di atas kertas kosong, kantung di bawah mata Anda akan segera lenyap dan kulit Anda akan terasa segar kembali".
Anda boleh percaya boleh tidak terhadap pernyataan tersebut. Namun, dapat Anda maknai bahwa begitu besar man faat yang diperoleh dari menulis. Pernahkah Anda menuliskan sesuatu,seperti perasaan hati, ekspresi diri, atau gagasan-gagasan cerita? Perasaan apa yang dapat Anda rasakan setelah menuliskannya? Nah, pada kegiatan pembelajaran kali ini, Anda akan mulai berlatih menulis. Latihan kali ini dimulai dari menulis paragraf
narasi. Narasi merupakan tulisan yang mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian yang disusun menurut urutan waktu atau urutan tempat. Tulisan narasi dapat dibedakan atas narasi nonfiksi dan narasi fiksi.


Topik/Tema : Tokoh Sastrawan
Judul : Hamid Jabbar, Sang Periang yang Arif
Jenis : Paragraf/karangan narasi
Pengantar
Kabar meninggalnya tokoh sastra Indonesia, Hamid Jabbar
saat membaca puisi.
Pengembangan
1. Perasaan yang muncul saat menerima kabar tersebut.
2. Mengenang kembali Hamid Jabbar.
3. Awal pertemuan dengan Hamid Jabbar.
4. Kerjasama pementasan puisi dengan Hamid Jabbar.
5. Diskusi-diskusi yang dilakukan dengan Hamid Jabbar.
Kesimpulan
Hamid Jabbar patut dikenang dan karya-karyanya diaba di kan,
baik oleh pencinta sastra, kritikus, maupun ilmu wan sastra
Indonesia.
Dari kerangka diatas, kamu dapat mengembangkan menjadi sebuah paragraf narasi.


Struktur penulisan narasi dapat dilihat dari komponen komponen yang membentuknya, yakni perbuatan, penokohan, latar, dan sudut pandang. Namun, dapat pula dianalisis berdasarkan alur (plot) narasi. Dalam karangan narasi kita harus bisa menghadirkan tulisan yang membawa pembaca pada petualangan seperti yang kita alami.
Dengan demikian, para pembaca akan merasakan urutan waktu dan tempat yang  igambarkan dalam tulisan.


Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa...

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b...

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang k...