Skip to main content

Sistem Pemerintahan Romawi Kuno


Seperti apa sistem pemerintahan romawi kuno?

Sistem pemerintahan  romawi kuno ini berbentuk awal kerajaan, republik dan akhirnya menjadi kekaisaran. Berikut penjelasannya.

Sistem pemerintahan Romawi yaitu  :
a. Kepala pemerintahan dipegang dua orang konsul yang dipilih dalam masa jabatan selama dua tahun.
b. Terdapat Senat, yang mempunyai hak memberi nasihat kepada konsul.
c. Terdapat Dewan Rakyat (Comitia Curiata).
d. Adanya Pontifex Maximus, jabatan semacam kepala agama.
e. Terdapat Tribuni Plebis, sejenis dewan daerah.

Pemerintahan Romawi awalnya adalah berbentuk kerajaan pada tahun (750 – 510 SM). Saat masa Kerajaan Romawi, selalu ada keributan antara rakyat dengan para penguasanya. Pada zaman raja Tarquinus memerintah, ia memerintah secara diktator, kemudian ia diberontak oleh Yunius Brutus yang membuat Romawi berubah pemerintahannya berbentuk republik pada tahun (510 sampai 27 SM). Pada masa republik, kekuasaan Romawi diperluas membentang dari Spanyol sampai Palestina – Jerman dan Mesir. Maka dari itu, Orang Romawi menamakan "Laut Tengah dengan sebutan laut kita" (More Nostrum).

Golongan Masyarakat Romawi
Pada masa itu, masyarakat Romawi terbagi menjadi dua golongan yaitu
a. Golongan bangsawan, patricia, adalah golongan yang memegang kekuasaan di Roma sebagai warga penuh.
b. Adanya golongan plebeca (rakyat rendah), yaitu golongan yang boleh mendirikan tribun plebis, salah satu konsulnya berasal dari plebeca.

Untuk mengatur kehidupan bernegaranya, maka disusunlah sebuah undang-undang tertulis yang pertama, yaitu Lejes Duodecim Tabularum dimana bentuknya berupa 12 lempengan tembaga.

Kekuasaan Masa Sistem Pemetintahan Kekaisaran
Masyarakat Romawi sering dilanda perang saudara antara senat dan kaum proletar dimana perang tersebut kemudian dimenangkan oleh kaum proletar. Di masa pemerintahan yang berbentuk republik, Romawi diperintah tiga tokoh utama yang disebut dengan Triumvirat (60–44 SM), mereka terdiri atas Crassus, Pompeyus, dan Yulius Caesar, tetapi perang saudara terus berlanjut. Di tahun 55 SM, Crassus meninggal dan menimbulkan perselisihan antara Pompeyus dengan Yulius Caesar yang kemudian perselisihan itu dimenangkan oleh Yulius Caesar. Namun Triumvirat I gagal yang disebabkan karena terbunuhnya Yulius Caesar oleh Senat Cassius dan Brutus di tahun (44 SM) yang saat itu rajanya adalah Tarquinus. Para rakyatnya kemudian membentuk Triumvirat II beranggotakan Antonius, Octavianus, dan Lipidus dimana pada Triumvirat II dilanda perselisihan. Lipidus terbunuh dan kemudian kedua temannya membagi kekuasaan. Oktavianus berkuasa di bagian sebelah barat Spanyol hingga ke Yunani, Antonius berkuasa di bagian sebelah timur Asia Kecil hingga ke Mesir. Antonius kemudian menikah dengan Ratu Cleopatra, putri Mesir. Selanjutnya antara Oktavianus dengan Antonius muncul kecurigaan. Perasaan saling curiga itu semakin nyata dengan adanya serangan yang dilakukan Oktavianus kepada Antonius. Karena mereka takut ditangkap, kemudian Antonius bersama Cleopatra melakukan bunuh diri dan kekuasaan roma bagian timur asia kecil akhirnya jatuh ke tangan Oktavianus dan Romawi akhirnya lahir menjadi sebuah kekaisaran pada tahun (27 SM). Kekaisaran awal Romawi ini diperintah oleh Oktavianus dengan gelar Augustus, berartikan yang mulia. Langkah - langkah yang telah ditempuhnya adalah dengan :
a. Pemberian pegawai digaji tetap,
b. Adanya Kebijakan rakyat diperingan pajaknya,
c. Penempatan tentara di perbatasan,
d. Para bajak laut dibersihkan.

Wilayah Romawi di masa kekuasaan kekaisaran Oktavianus meliputi Palestina, Turki, Mesir, Siria, Portugis, Prancis, Afrika Utara, Spanyol, Inggris, Jerman, Belanda, Belgia, dan sampai Balkan. Dimana ini adalah puncak kejayaan dan menjadi peristiwa yang besar pada zaman kejayaan Romawi.

Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa...

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b...

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang k...