Skip to main content

Skala dan Jenis - Jenisnya Pada Peta

Bukanlah peta jika tidak memiliki skala, maka peta memerlukan yang namanya skala.

Lalu, apa itu skala?
Skala adalah perbandingan
dari jarak, bentuk, dan ukuran yang tergambar pada peta dengan keadaan sesungguhnya di lapangan. Skala bisa dinyatakan dalam bentuk numerik skala (angka), grafik (tongkat), dan skala verbal. Ingat, penulisan skala bukan "sekala".

Berikut di bawah ini adalah jenis - jenis skala dan penjelasannya :

a. Skala Numerik (Skala Angka)
Skala numerik atau skala angka adalah skala peta yang menggunakan angka atau bilangan pecahan sebagai pembanding jarak. Skala ini bisa berupa perbandingan cm maupun inchi berbanding dengan mil. Di bawah ini adalah rumus standar yang digunakan dalam perhitungan skala numerik.

JS = JPxS
Di mana
JP adalah jarak pada peta
JS adalah jarak sebenarnya
S adalah skala

Untuk skala angka yang menggunakan satuan cm maka cara perhitungannya adalah sebagai berikut.

Contoh
Skala 1: 50.000
Berarti
adalah 1 cm di peta sama dengan 50.000 cm pada jarak sebenarnya

Untuk
= 500 m
= 0,5 km
Jadi 1 cm pada peta sama dengan 0,5 km pada jarak sebenarnya.

Dalam
 menghitung jarak sebenarnya dari jarak yang ada di peta, digunakan rumus
di atas.

Contohnya
Diketahui jarak Kota A ke Kota B pada peta yang mempunyai skala 1: 50.000
adalah 5,5 cm. Berapa jarak sebenarnya dari Kota A ke Kota B?
Jawab
JS= JP x S
= 5,5 x 50.000
= 275.000 cm = 2750 m = 2,75 km
Jadi jarak sebenarnya pada Kota A ke Kota B ialah 2,75 km.

Sedangkan pada peta yang menggunakan skala inchi berbanding mil maka cara perhitungannya adalah dengan mengkonversi satuan mil satuan
inchi terlebih dahulu, dengan ketentuan 1 mil = 63.360 inchi.

Contoh
Skala 1 inchi: 4 mil

Berarti
adalah
1 inchi pada peta = 4 mil pada jarak sebenarya
sama dengan 4 x 63.360 = 253.440 inchi pada jarak sebenarnya.

Jadi 1 inchi pada peta sama dengan 253.440 inchi pada jarak sebenarnya.

Untuk menghitung jarak sebenarnya dari jarak yang ada pada peta, dapat digunakan
kembali rumus di atas.

Contohnya
Pada peta yang punya skala 1 inchi: 4 mil diketahui jarak Kota C ke Kota D adalah
6 inchi. Berapa jarak sebenarnya?

Jawab
JS= JP x S
= 6 x (4 x 63.360)
= 6 x 253.440
= 1.520.640 inchi

Jadi jarak sebenarya pada Kota C ke Kota D ialah 1.520.640 inchi atau
apabila dikembalikan ke satuan mil (dibagi 63.360) menjadi 24 mil.

Lalu bagaimana jika kita berniat untuk mengubahnya dalam satuan km?
Cobalah menghitungnya dengan patokan 1 inchi = 2,54 cm dan 1 mil =
1,60934 km.


b. Skala Grafik (Tongkat)
Skala grafik ialah jenis skala peta yang menggunakan bentuk ruas
garis bilangan sebagai pembanding jarak.
Contoh

Artinya dari skala grafik di atas adalah setiap 1 cm di peta sama dengan 10
km pada jarak yang sebenarnya. Apabila skala grafik di atas diubah menjadi
skala angka maka didapatkan skala 1: 1.000.000.


c. Skala Verbal
Skala verbal ialah skala peta yang dinyatakan dalam bentuk kalimat.

Contohnya
1) Satu cm berbanding 50 km. Artinya, 1 cm di peta sama dengan 50 km
pada jarak sebenarnya.
2) Satu inci berbanding 10 mil. Artinya, 1 cm di peta sama dengan 10 mil pada jarak sebenarnya.

Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang karen

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b