Siapa tak kenal dengan Yu Djum. Siapa sih nama aslinya? Yu Djum mempunyai nama asli Djuwariah. Beliau adalah yang menjadi sosok di balik salah satu ikon Kota Yogyakarta, yakni gudeg Yu Djum. Di mata anak cucunya, Yu Djum yang sudah menjajakan gudeg sejak 1950an itu adalah sosok yang keras dan disiplin.
Apasih Rahasia Gudeg Yu Djum yang Selalu Ramai Terus?
Dari hal - hal kecil yang jarang kita sadari, Yu Djum selalu memastikan makanan yang ia jual itu terjamin kebersihannya, serta kualitas dan memiliki kemasan yang bagus. Ternyata, strategi itulah yang bisa membuat Yu Djum memiliki empat cabang, yaitu di Maguwo (Sleman), Barek (Sleman), Gamping (Sleman), dan di Gading (Gunungkidul).
Cabang-cabang itu sekarang dikelola oleh anak pertama Yu Djum, yaitu Hariyani Triwidodo. Sementara itu, warung Yu Djum yang lainnya yang tersebar dikelola oleh anak-anak lainnya serta para keponakannya.
Menengok sejarahnya ke belakang, sejak usia 16 tahun, Yu Djum sudah membantu orangtuanya untuk berjualan brongkos pada saat itu. Berkat keahliannya di dapur, Djuwariah kecil sering diminta memasak untuk keluarganya, mulai dari menu gudeg hingga masakan lain.
Pada saat itu pula Yu Djum mulai berdagang gudeg. Saat kala itu, gudeg kering belum begitu populer. Yu Djum pun memperkenalkannya pada para pelanggan. “Hingga saat ini, jualannya cuma gudeg. Tidak ada menu lain,” ujar Hariyani.
Awalnya, Gudeg Yu Djum terkenal dengan sebutan gudeg Barek karena warungnya ada di kawasan Barek. Harga seporsi gudeg Yu Djum sendiri cukup bervariasi, tergantung dari lauknya. Gudeg dengan telur misalnya, harganya akan berbeda dengan gudeg dengan lauk ayam.
Pada bagian dada pun harganya akan berbeda dengan paha, sayap, kepala, ataupun ati ampela. Gudeg Yu Djum juga sangat cocok dijadikan oleh-oleh karena bisa tahan sampai 24 jam. “Banyak pelanggan membawa gudeg kami sampai ke luar Jawa, bahkan ke luar negeri,” ujar Hariyani.
Gudeg Yu Djum dianggap sangat sesuai selera Yogyakarta karena rasanya yang cenderung manis. Campuran gula jawa dan rempah-rempahnya juga sangat terasa. Gudeg Yu Djum ini disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam kampung, ada telur, tahu, dan sambal goreng krecek.
“Gudeg akan menjadi lebih enak bila dimasak lama. Gudeg yang disajikan hari ini adalah gudeg yang dimasak kemarin,” kata Hariyani. Pada hari biasa, Yu Djum bisa memasak 100 sampai 150 ekor ayam dan dua kuintal nangka muda.
Sumber : beyond-banking.com
Apasih Rahasia Gudeg Yu Djum yang Selalu Ramai Terus?
Dari hal - hal kecil yang jarang kita sadari, Yu Djum selalu memastikan makanan yang ia jual itu terjamin kebersihannya, serta kualitas dan memiliki kemasan yang bagus. Ternyata, strategi itulah yang bisa membuat Yu Djum memiliki empat cabang, yaitu di Maguwo (Sleman), Barek (Sleman), Gamping (Sleman), dan di Gading (Gunungkidul).
Cabang-cabang itu sekarang dikelola oleh anak pertama Yu Djum, yaitu Hariyani Triwidodo. Sementara itu, warung Yu Djum yang lainnya yang tersebar dikelola oleh anak-anak lainnya serta para keponakannya.
Menengok sejarahnya ke belakang, sejak usia 16 tahun, Yu Djum sudah membantu orangtuanya untuk berjualan brongkos pada saat itu. Berkat keahliannya di dapur, Djuwariah kecil sering diminta memasak untuk keluarganya, mulai dari menu gudeg hingga masakan lain.
Pada saat itu pula Yu Djum mulai berdagang gudeg. Saat kala itu, gudeg kering belum begitu populer. Yu Djum pun memperkenalkannya pada para pelanggan. “Hingga saat ini, jualannya cuma gudeg. Tidak ada menu lain,” ujar Hariyani.
Awalnya, Gudeg Yu Djum terkenal dengan sebutan gudeg Barek karena warungnya ada di kawasan Barek. Harga seporsi gudeg Yu Djum sendiri cukup bervariasi, tergantung dari lauknya. Gudeg dengan telur misalnya, harganya akan berbeda dengan gudeg dengan lauk ayam.
Pada bagian dada pun harganya akan berbeda dengan paha, sayap, kepala, ataupun ati ampela. Gudeg Yu Djum juga sangat cocok dijadikan oleh-oleh karena bisa tahan sampai 24 jam. “Banyak pelanggan membawa gudeg kami sampai ke luar Jawa, bahkan ke luar negeri,” ujar Hariyani.
Gudeg Yu Djum dianggap sangat sesuai selera Yogyakarta karena rasanya yang cenderung manis. Campuran gula jawa dan rempah-rempahnya juga sangat terasa. Gudeg Yu Djum ini disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam kampung, ada telur, tahu, dan sambal goreng krecek.
“Gudeg akan menjadi lebih enak bila dimasak lama. Gudeg yang disajikan hari ini adalah gudeg yang dimasak kemarin,” kata Hariyani. Pada hari biasa, Yu Djum bisa memasak 100 sampai 150 ekor ayam dan dua kuintal nangka muda.
Sumber : beyond-banking.com
Comments
Post a Comment