Skip to main content

Hujan, Aku tak Berangkat Kuliah karena Kiamat Menghantuiku

Aku pulang ke rumah kontrakan setelah kuliah. Rencananya aku hendak membeli obat di apotik karena badanku terasa gatal - gatal beberapa bulan ini.

Namun sesampainya dirumah aku merasa sangat mengantuk dan tidak terfikirkan lagi untuk membeli obat di apotik. " Kiamat tidak lama lagi, "  itulah yang kudengar. " kiamat akan terjadi 40 tahun lagi " sekarang sudah banyak bencana. Aku sangat kaget, sampai - sampai membuat hatiku galau, gelisah, dan merana. Bluss, tiba - tiba bumi bergejolak, kapal - kapal raksasa hancur dan tenggelam, aku mendengar suara gemuruh yang sangat besar disertai suara dentuman yang begitu keras. Ternyata itu hujan. Aku terbangun dan percaya jika kiamat tidak akan terjadi di 40 tahun mendatang.

Awalnya aku hanya tiduran saja, karena kelas masuk setengah jam lagi, jadi bisa nggak berangkat kuliah kalau aku tertidur. Dan akhirnya, aku pun malah tertidur pulas sampai terbawa mimpi buruk yang sangat menghanyutkanku. Percaya - tidak percaya, dalam mimpi, apa yang tidak kamu percaya akan kamu percayai.

Sejenak setelah terbangun karena hujan yang begitu derasnya itu, aku mencoba untuk mengambil selimut karena terasa dingin. Alamak!! Sudah jam berapa ini?? Benar saja, kuliah telah mulai satu jam yang lalu. Apa yang aku lakukan? Aku pun menulis cerita ini. Dan aduuuh! Aku belum sholat dzuhur, padahal hampir ashar.

Penulis amatir @andiakhm

Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa...

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang k...

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b...