Skip to main content

Penista Agama Harus Dihukum, Ust. Felix Siauw

@felixsiauw  -  #BelaQuran itu sama dengan Membela Keadilan

Tidak pernah ada politisi manapun yang dapat mengumpulkan sebegitu banyak manusia, ataupun partai politik apapun yang dapat menyatukan ummat begitu besar

Maka sekali lagi, apabila menuduh dan membingkai aksi #BelaQuran sebagai agenda politik, maka itu adalah sesuatu yang amat menyakitkan, dan juga tidak peka aqidah

Yang banyak orang lupa, kalau kaum Islam itu adalah tatanan cara hidup di dunia, agar aman di akhirat kelak. Islam itu agama lintas dunia, lebih dari dunia

Maka ketika Al-Quran dinista, aqidah ummat terusik, mereka akan bergerak, inilah sesuatu yang gagal dipahami oleh penguasa, dan juga oleh penegak hukum sekarang ini

Karena yang punya iman itu takkan berhenti sebelum keadilan tegak, yang punya iman pasti akan cenderung membela Islam, sampai kapanpun akan melakukan #BelaQuran

Penistaan Al-Quran itu adalah urusan agama, dan yang paling memahami agama itu ialah ulama, dan ulama di Indonesia berkumpul di MUI, sesederhana itu

Maka ketika ulama kita menyampaikan bahwa ini sudah termasuk dalam penghinaan Al-Qur'an dan ulama, itu juga dirasakan jutaan ummat Muslim yang ada di Indonesia tercinta

Lalu yang mana yang tidak bisa dipahami oleh penguasa dan penegak hukum? Mengapa malah selalu dibawa ke ranah politik dan rasis hingga urusannya jadi bias?

Seandainya pimpinan pemerintahan kita sedari awal tidak gagal paham, bahwa ini sebuah urusan berat dalam agama, bukan politik, mungkin pendekatannya akan lebih bijak

Bagi kita, kita doakan supaya mereka memahami, dan Allah beri hidayah bagi mereka. Tapi kita tak belum lagi boleh istirahat, #BelaQuran hingga keadilan tegak

Sebab bagi seorang Muslim, tanpa gelar perkara pun perkaranya sudah terang dan jelas, penista Al-Qur'an haruslah dihukum. Apabila tidak begitu, sungguh tak ada keadilan

Dan penguasa kita, serta penegak hukum juga harus tahu, jika ummat sudah merasa keadilan itu hilang. Mereka pasti akan mencari cara lain menegakkan keadilan itu

Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa...

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang k...

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b...