Skip to main content

Vietnam Menahan Ribuan Gading yang Diselundupkan

Gading disita Kamis telah disembunyikan dalam dua kontainer yang tiba di pelabuhan Cat Lai di selatan  Ho Chi Minh City, klmenurut yang diterbitkan di website Departemen Jenderal Bea Cukai Vietnam

Pihak berwenang Vietnam telah menyita 619 kilogram (1.362 pon) gading yangbdiselundupkan dari Afrika setelah menemukan 4 ton di pelabuhan yang sama selama dua bulan terakhir. Gading disita pada hari Kamis 24 November 2016 dan disembunyikan dalam dua kontainer yang tiba di pelabuhan Cat Lai di pusat komersial selatan Ho Chi Minh City, kata surat kabar Bea Cukai.

Le Dinh Loi, wakil kepala adat kota mengkonfirmasi laporan itu, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut pada hari Jumat. Penyelundup menggunakan taktik lebih canggih dari pengiriman sebelumnya dengan kemasan lilin di sekitar gading ketika itu disegel di dalam kayu yang dikosongkan dan menggunakan paku kayu untuk menghindari pemeriksaan X-ray, menurut surat kabar yang diterbitkan oleh Departemen Jenderal Bea Cukai Vietnam.

Hal itu terjadi hanya seminggu setelah para pemimpin dan pejabat dari lebih dari 40 negara bertemu di sebuah konferensi internasional tentang perdagangan satwa liar di Hanoi, yang dihadiri oleh Pangeran William. Konferensi menyerukan upaya melangkah untuk memerangi perdagangan satwa liar ilegal.

Dalam konferensi tersebut, Pangeran William, yang adalah kepala United for Wildlife, memuji Vietnam, China dan negara-negara Asia lainnya yang mengambil langkah-langkah untuk melawan perdagangan satwa liar, tetapi mengatakan badak, gajah, trenggiling dan harimau masih dibunuh dalam jumlah yang mengerikan. Dia mengatakan bahwa masyarakat internasional tidak bergerak cukup cepat untuk menghadapi krisis satwa ini.

Vietnam adalah salah satu tempat transit utama dunia dan merupakan konsumen dari gading dan cula badak. Gading gajah digunakan sebagai perhiasan dan dekorasi rumah di Vietnam, yang melarang penduduk melakukanbperburuan, karena jumlah gajah telah berkurang drastis .

Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa...

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang k...

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b...