Skip to main content

Robot Jepang Harus Ujian Masuk untuk Bekerja di Universitas

Torobo-kun, sekarang telah gagal dalam ujian masuk Universitas di Jepang National Centre, empat tahun berturut-turut.

Torobo-kun telah melakukan beberapa upaya untuk lulus di Pusat Uji Nasional, ujian standar yang diadopsi oleh universitas di Jepang, sejak 2013.

Mimpi robot Jepang dengan kecerdasan buatan untuk mengamankan tempat bergengsi di Universitas Tokyo berakhir setelah bot yang gagal total dalam ujian masuk standar. Robot yang disebut Torobo-kun sekarang telah gagal dalam ujian masuk selama empat tahun berturut-turut dan harus bekerja dalam "pekerjaan nyata" dalam industri.

"Sebagai robot, hampir sama dengan tahun lalu, kami mampu mengukur kemungkinan dan batas-batas kecerdasan buatan," kata Noriko Arai, seorang profesor di National Institute of Informatics. "Mulai sekarang, kita akan tumbuhkan kemampuan dalam bidang itu melakukan dengan baik dan bertujuan untuk meningkatkan mereka ke tingkat yang dapat diterapkan dalam industri," kata Arai, yang mengepalai tim di belakang Torobo-kun.

Torobo-kun telah melakukan beberapa upaya untuk lulus Pusat Uji Nasional, ujian standar yang diadopsi dari universitas di Jepang, sejak 2013, dilaporkan dari 'The Asahi Shimbun'.

Robot ditangani ujian simulasi yang dirancang oleh perusahaan pendidikan-penerbitan Benesse Corp, sama seperti 2015. Ujian terdiri dari delapan tes di lima mata pelajaran dan robot mencetak 525 dari 950. Skor tersebut adalah 14 poin lebih tinggi dari tahun lalu, tapi robot menerima skor standar deviasi keseluruhan 57,1. Karena skor minimal 80 persen dikatakan wajib diterima oleh University of Tokyo program seni liberal, robot itu jauh dari tingkat yang diperlukan.

Namun, dari skor Torobo-kun itu berarti bahwa akan memiliki kesempatan 80 persen atau lebih tinggi untuk masuk ke 1.373 departemen di 535 universitas di seluruh Jepang.

Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang karen

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b