Skip to main content

Tari Zaman Primitif dan Contohnya

Seperti apa tari primitif itu? Dan apa saja contoh tari primitif? Yuk simak..

Tari di zaman primitif ini meliputi pada zaman batu dan zaman logam, dimana pada saat itu kehidupan manusia masih sangat dipengaruhi oleh  yang namanya kekuatan alam sekitarnya yang bersifat magis atau gaib, sehingga tari - tariannya bersifat magis dan juga sakral.

Di zaman batu ada beberapa peninggalan berupa karya seni yang diwariskan kepada keturunan mereka adalah berupa bayangan-bayangan tipis yang berasal dari tangan mereka. Adapun bayangam tangan tersebut terbentuk karena menekankan pada jari-jari mereka yang terentang pada permukaan batu, memoleskan dengan cat merah disekitarnya, dan  kemudian terciptalah bentuk-bentuk cetakan yang tahan lama. Susunan yang saat itu tidak keruan dari siluet tangan pada dinding-dinding gua tampak seperti hiruk pikuk. Pada dinding gua juga telah ditemukan bekas cetakan kaki, beberapa bentuk manusia dan binatang laut, serta ada banyak tanda-tanda atau simbol, diantaranya adalah sebuah gambar bulan sabit dan adanya desain-desain lainnya yang kurang dikenal.

Berdasarkan atas uraian di atas, telah menunjukan bahwa ciptaan karya seni yang ada pada jaman primitif itu masih dilestarikan hingga saat ini, demikian juga dengan karya-karya tari. Tari-tarian pada jaman primitif digunakan pada upacara-upacara adat maupun penyembahan.

Soedarsono mengatakan jika pada orang - orang Mimika terdapat sebuah panggung yang disebut Mbii Kawane yang khusus untuk mementaskan tarian berupa drama tari topeng, yang merupakan salah satu ritual dalam upacara penyembahan kepada arwah nenek moyang. Berdasar hal tersebut, topeng telah dijadikan media untuk upacara dalam menjalin hubungan dengan arwah nenek moyang. Jadi, tari topeng orang mimika ini adalah salah satu contoh tari primitif.

Topeng telah ada dan dikenal oleh masyarakat sejak zaman primitif, hal itu ditegaskan oleh pendapat dari Curt
Sachs yang mengatakan bahwa topeng mempunyai akar pokok dalam kebudayaan Totem. Dijelaskan pula bahwa bentuk lukisan sebagian menggambarkan manusia dan sebagian
mewujudkan hewan, bisa dilihat pada lukisan di dalam gua gua. Selain dari topeng berakar pada kebudayaan Totem, topeng juga berakar dari suatu tari-tarian primitif dalam upacara suci, seperti misalnya adalah topeng yang terdapat pada suku Dayak Kalimantan Selatan dan Tengah yang biasa digunakan untuk upacara tiwah yang merupakan penutupan upacara pelayatan.

Masih berhubungan dengan topeng, Lelyveld berpendapat, bahwa topeng purba ditekankan pada pertunjukan magis untuk menghormati arwah-arwah si nenek moyang, yang merupakan bagian tata upacara animistik dalam masyarakat Jawa Kuno.

Tari primitif yang bersifat magis atau sakral itu berciri khas sederhana. Jika ditinjau dari terminology, primitif sendiri berasal dari kata primus (bahasa latin) yang berarti pertama. Dengan demikianlah tarian ini dapat dikatakan tarian primitif adalah tarian yang paling tua umurnya. Bahkan bisa juga dikatakan bahwa tarian primitif telah ada semenjak manusia ada di dunia ini, atau boleh dikatakan hampir ada seumur manusia.

Kehidupan masyarakat primitif dalam kehidupannya sehari harinya di pimpin oleh roh-roh nenek moyang yang telah mati yang mereka percaya tinggal di gunung-gunung. Mereka juga menganggap bahwa roh-roh itulah yang tinggal di sumber sumber sungai dan tersembunyi, di tempat tanpa air, dan tak ada padi yang tumbuh. Mereka juga pendiri dari komunitas desa, menegakkan adat kebiasaan serta menjaga pertumbuhannya. Nenek moyang juga mengatur sumber - sumber kekuatan hidup secara magis, kekuatan yang menyebabkan bukan saja pada hidup manusia, tetapi juga hidup binatang serta tumbuhan, bahan, bahkan komunitas manusia fluidum yang misterius yang tanpa ia, dipercaya tak mungkin akan ada kemakmuran.
Ilustrasi tari primitif

Pada jaman primitif terutama di daerah timur dari kepulauan Indonesia, tanah leluhur diduga berada di seberang laut, dari roh-roh si mati dipercaya mengadakan perjalanan ke sana dengan menggunakan perahu. Puncak-puncak gunung juga telah dipercaya secara luas sebagai tempat tinggal para dewa dan roh-roh para leluhur. Juga pada gunung-gunung berapi yang tinggi dipandang telah memiliki kehidupan serta roh mereka sendiri, dan mereka  sangatlah dihormati.

Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang karen

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b