Skip to main content

Pengaruh Faktor Biotik terhadap Persebaran Flora dan Fauna

Bagaimana Pengaruh Faktor Biotik terhadap Persebaran Flora dan Fauna?

Pernahkah Dirimu memerhatikan kehidupan burung-burung liar yang hidup dan berbaur di sekitar tempat tinggalmu?
Bagaimanakah si burung itu bisa mendapatkan makanan?

Burung adalah yang sebagian besar memakan biji-bijian yang dihasilkan oleh tanaman. Dirimu dapat memperhatikan di lingkungan tempat tinggal dan perhatikan tanaman yang banyak didatangi si burung saat tanaman tersebut berbuah.

Pohon beringin merupakan salah satu tanaman yang disukai oleh si burung. Loh kok bisa ya? Kayaknya pohon beringin nggak ada - apanya kok bisa disukai burung? Ternyata Burung-burung itu memakan biji beringin yang sudah matang loh gengs. Baru tahu ya? Lanjut, lalu burung itu tanpa sadar ternyata sudah menyebarkan tanaman beringin melalui biji yang masuk ke dalam tubuh burung lalu keluar bersama dengan kotorannya. Dalam pencernaannya si burung ternyata tidak mampu untuk memecah kulit keras pada biji-biji tertentu lho, nah sehingga biji tersebut keluar bersama kotoran si burung. Jadinya biji yang keluar bersama kotoran tersebut bila berada di habitat yang cocok akan tumbuh menjadi tanaman baru.

Aktivitas burung dalam rangka memenuhi kebutuhan makanannya ternyata bisa menjadi agen penyebar tanaman tertentu.

Kemampuan dari burung dalam menyebarkan tanaman ini seringkali bisa sampai dengan jarak berkilo-kilometer loh.

Selain burung, ada juga beberapa hewan tertentu yang ternyata juga secara tidak sadar telah menjadi agen penyebar tanaman tertentu. Apa yaa? Yak benar, Tupai, dalam aktivitas makannya seringkali mengumpulkan biji kenari atau biji baran dan untuk ditimbun terlebih dahulu agar terkumpul kemudian baru dimakan olehnya. Biji yang sudah tertimbun kenyataan tidak semua termakan oleh si tupai, sehingga biji tersebut akan tumbuh menjadi tanaman baru di tempat tersebut.

Seperti itulah Pengaruh Faktor Biotik yang betkaitan terhadap Persebaran Flora dan Fauna. Sudah mudeng gengs? Kalau belum mudeng ya berarti kalian ini dodoll.. wakaka

Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang karen

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b