Skip to main content

Mengapa Kita Harus Mengenal Nama-Nama Allah SWT? Ini Alasannya..

Dengan mengenal Asmaul Husna ataupun membacanya dapat mengajarkan umat muslim untuk mengenal Allah sebagai sang pencipta lebih dekat lagi. Seperti halnya ketika kita ingin mengenal hewan, tumbuhan, maupun sesama manusia seperti kita ini, pasti kita ingin terlebih dahulu mengetahui namanya. Demikian pula dengan sang Pencipta kita, ternyata Allah mempunyai Nama – Nama yang sangat agung yang menunjukkan sifat – sifat Allah SWT. Ibarat pepatah, tak kenal maka tak sayang. Oleh karena itu sebaiknya kita mengenal nama – nama Allah agar lebih mengetahui dan bisa lebih sayang kepada Allah. 99 nama Asmaul Husna ini menunjukkan sifat-sifat Allah SWT. Apabila kita mengetahui sifat-sifat tersebut, kita akan menjadi semakin bertakwa dan yakin bahwa Allah merupakan pemiliki dunia dan seisinya.

 


Apa itu Nama – Nama Allah (Asmaul Husna)?

Dalam agama islam, Al Quran mengajarkan bahwa Allah memiliki 99 nama. Masing-masing dari 99 nama tersebut menjelaskan sifat-sifat Allah yang baik dan indah, sehingga membuat umat muslim lebih mudah memahami. Allah mempunyai 99 nama yang disebut Asmaul Husna.

Bila menurut pandangan dari ahli sunnah wal-jamaah, nama-nama dan sifat Allah ini mempunyai makna sebagai keimanan dan pengetahuan bagi umat manusia, kehendak Allah untuk menjaga, berdoa kepada Allah dengan memanggil asma-Nya, dan bertindak sesuai dengan kehendak-Nya.

 

Menurut Haffi dan Rusyadi telah menyebutkan dalam “Kamus Arab Inggris Indonesia” yang menjelaskan, kata Asmaul Husna ini berasal dari bahasa arab yang asalnya merupakan gabungan dari dua kata, yaitu kata al-Asma’ dan al-Husna. Al- Asma’ yang mempunyai arti “nama”, sedangkan al-Husna mempunyai arti “baik atau bagus”. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa Asmaul Husna itu artinya adalah nama-nama Allah yang paling baik dan paling bagus.

 

Bila merujuk berdasarkan dari situs Kementerian Agama Indonesia, asal dan nama Asmaul Husna dijelaskan sebagaimana sabda Rasulullah berikut:

"Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barangsiapa menghafalnya masuklah dia ke surga." (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

Apabila kita mengetahui dan mempelajari Asmaul Husna beserta artinya adalah cara yang dapat dilakukan oleh umat muslim agar lebih dekat kepada Allah. Asmaul Husna ini juga dapat diucapkan sebagai dzikir dan doa untuk perlindungan, ketenangan, dan sebagainya.

 

Apa Saja Manfaat Mengetahui Nama – Nama Allah? Berikut Lima Manfaat Mengetahui Nama – Nama Allah SWT

1.       Manfaat pertama yang kamu peroleh dengan mengetahui dan menyebut nama - nama Allah SWT, kita sebagai umatnya akan dicintai oleh Allah. Barangsiapa yang bermuhasabah dan melekatkan hati serta fikirannya dengan menyebut asma Allah, inilah pertanda baginya kalau  pintu cinta kepada Allah SWT telah terbuka lebar. Itulah saat yang tepat untuk kamu meluangkan banyak waktu untuk banyak beribadah dan lebih mendekatkan dirimu dengan Allah.

 

Karena hati yang dipenuhi oleh rasa cinta kepada Allah SWT maka tentunya senantiasa membuat bibirnya dan tigkah lakunya ajan terus – menerus untuk berucap kebaikan. Senantiasa menyebut asma Allah, dan kemudian merasa takut apabila melanggar segala larangan yang telah Allah tentukan.

 

2.       Manfaat Kedua dari mengingat nama Allah yaitu merasa  rindu kepada Allah. Apabila semakin dalam seorang hamba mengetahui dan mengenal Allah lebih dekat dan mengetahui asma-Nya, maka semakin banyak pula rasa kerinduan darinya kepada Allah SWT. Rindu seperti apa sih? Yaitu adalah kerinduan untuk bertemu Allah, menjadi salah satu manfaat bagi orang-orang yang kerap menyebut asma Allah.

 

3.       Manfaat yang ketiga adalah selalu merasa takut kepada Allah karena kita selalu merasa diawasi segala perbuatan kita. Kita merasa bersalah atau ada penyesalan mendalam ketika kita melakukan perbuatan yang tidak baik. Rasulullah SAW merupakan utusan Allah yang paling mengetahui segala kebesaran Allah, maka dari itu, pengetahuan Nabi itulah yang pada akhirnya yang menjadi alasan mengapa beliau menjadi makhluk Allah yang paling takut terhadap Rabbnya.

 

4.       Manfaat yang keempat adalah keridhaan dapat dikatakan sebagai buah dari mengenal asma dan sifat Allah. Dan barangsiapa yang mengenal keadilan dan kebijaksanaan Allah, maka kasih sayang dan kemuliaan serta kelembutan  akan menyertainya di waktu penghakiman.

 

5.       Manfaat yang kelima adalah munculnya harapan dan doa dimana orang yang beriman dengan mengenal dan menyebut asma dan sifat Allah, maka mereka  akan senantiasa tergesa-gesa untuk memperbanyak dan selalu memanjaaatkan  doa kepada Allah setiap saat.

 

 

 

Berikut Nama – Nama Allah Asmaul Husna yang berjumlah 99 (sembilan puluh Sembilan nama)

 

1. Ar Rahman, artinya : Yang Maha Pengasih

2. 2. Ar Rahiim, artinya : Yang Maha Penyayang

3. Al Malik, artinya : Yang Maha Merajai

4. Al Quddus, artinya : Yang Maha Suci

5. As Salaam, artinya : Yang Maha Memberi Kesejahteraan

6. Al Mu'min, artinya :  Yang Maha Memberi Keamanan

7. Al Muhaimin, artinya :  Yang Maha Mengatur

8. Al 'Aziiz, artinya : Yang Maha Perkasa

9. Al Jabbar, artinya : Yang Memiliki (Mutlak) Kegagahan

10. Al Mutakabbir, artinya : Yang Maha Megah, yang memiliki kebesaran

11. Al Khalik, artinya : Yang Maha Pencipta

12. Al Baari', artinya :  Yang Maha Melepaskan (membuat, membentuk, menyeimbangkan)

13. Al Mushawwir, artinya : Yang Maha Membentuk Rupa (makhluk-Nya)

14. Al Ghaffaar, artinya :  Yang Maha Pengampun

15. Al Qahhaar, artinya : Yang Maha Menundukkan/Menaklukkan Segala Sesuatu

16. Al Wahhaab, artinya :  Yang Maha Pemberi Karunia

17. Ar Razzaaq, artinya : Yang Maha Pemberi Rezeki

18. Al Fattaah, artinya Yang Maha Pembuka Rahmat

19. Al 'Aliim, artinya Yang Maha Mengetahui

20. Al Qaabidh, artinya Yang Maha Menyempitkan

21. Al Baasith, artinya Yang Maha Melapangkan

22. Al Khaafidh, artinya Yang Maha Merendahkan

23. Ar Raafi', artinya Yang Maha Meninggikan

24. Al Mu'izz, artinya Yang Maha Memuliakan

25. Al Mudzil, artinya Yang Maha Menghinakan

26. Al Samii', artinya Yang Maha Mendengar

27. Al Bashiir, artinya Yang Maha Melihat

28. Al Hakam, artinya Yang Maha Menetapkan

29. Al 'Adl, artinya Yang Maha Adil

30. Al Lathiif, artinya Yang Maha Lembut

31. Al Khabiir, artinya Yang Maha Mengenal

32. Al Haliim, artinya Yang Maha Penyantun

33. Al 'Azhiim, artinya Yang Maha Agung

34. Al Ghafuur, artinya Yang Maha Memberi Pengampunan

35. As Syakuur, artinya Yang Maha Pembalas Budi

36. Al 'Aliy, artinya Yang Maha Tinggi

37. Al Kabiir, artinya Yang Maha Besar

38. Al Hafizh, artinya Yang Maha Memelihara

39. Al Muqiit, artinya Yang Maha Pemberi Kecukupan

40. Al Hasiib, artinya Yang Maha Membuat Perhitungan

41. Al Jaliil, artinya Yang Maha Luhur

42. Al Kariim, artinya Yang Maha Pemurah

43. Ar Raqiib, artinya Yang Maha Mengawasi

44. Al Mujiib, artinya Yang Maha Mengabulkan

45. Al Waasi', artinya Yang Maha Luas

46. Al Hakim, artinya Yang Maha Bijaksana

47. Al Waduud, artinya Yang Maha Mengasihi

48. Al Majiid, artinya Yang Maha Mulia

49. Al Baa'its, artinya Yang Maha Membangkitkan

50. As Syahiid, artinya Yang Maha Menyaksikan

51. Al Haqq, artinya Yang Maha Benar

52. Al Wakiil, artinya Yang Maha Memelihara

53. Al Qawiyyu, artinya Yang Maha Kuat

54. Al Matiin, artinya Yang Maha Kokoh

55. Al Waliyy, artinya Yang Maha Melindungi

56. Al Hamiid, artinya Yang Maha Terpuji

57. Al Muhshii, artinya Yang Maha Mengalkulasi

58. Al Mubdi', artinya Yang Maha Memulai

59. Al Mu'iid, artinya Yang Maha Mengembalikan Kehidupan

60. Al Muhyii, artinya Yang Maha Menghidupkan

61. Al Mumiitu, artinya Yang Maha Mematikan

62. Al Hayyu, artinya Yang Maha Hidup

63. Al Qayyuum, artinya Yang Maha Mandiri

64. Al Waajid, artinya Yang Maha Penemu

65. Al Maajid, artinya Yang Maha Mulia

66. Al Wahid, artinya Yang Maha Tunggal

67. Al Ahad, artinya Yang Maha Esa

68. As Shamad, artinya Yang Maha Dibutuhkan

69. Al Qaadir, artinya Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan

70. Al Muqtadir, artinya Yang Maha Berkuasa

71. Al Muqaddim, artinya Yang Maha Mendahulukan

72. Al Mu'akkhir, artinya Yang Maha Mengakhirkan

73. Al Awwal, artinya Yang Maha Awal

74. Al Aakhir, artinya Yang Maha Akhir

75. Az Zhaahir, artinya Yang Maha Nyata

76. Al Baathin, artinya Yang Maha Ghaib

77. Al Waali, artinya Yang Maha Memerintah

78. Al Muta'aalii, artinya Yang Maha Tinggi 79.

79. Al Barru, artinya Yang Maha Penderma (maha pemberi kebajikan)

80. At Tawwaab, artinya Yang Maha Penerima Taubat

81. Al Muntaqim, artinya Yang Maha Pemberi Balasan

82. Al Afuww, artinya Yang Maha Pemaaf

83. Ar Ra'uuf, artinya Yang Maha Pengasuh

84. Malikul Mulk, artinya Yang Maha Penguasa Kerajaan

85. Dzul Jalaali WalIkraam, artinya Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan

86. Al Muqsith, artinya Yang Maha Pemberi Keadilan

87. Al Jamii', artinya Yang Maha Mengumpulkan

88. Al Ghaniyy, artinya Yang Maha Kaya

89. Al Mughnii, artinya Yang Maha Pemberi Kekayaan

90. Al Maani, artinya Yang Maha Mencegah

91. Ad Dhaar, artinya Yang Maha Penimpa Kemudharatan

92. An Nafii', artinya Yang Maha Memberi Manfaat

93. An Nuur, artinya Yang Maha Bercahaya

94. Al Haadii, artinya Yang Maha Pemberi Petunjuk

95. Al Badii', artinya Yang Maha Pencipta Tiada Bandingannya

96. Al Baaqii, artinya Yang Maha Kekal

97. Al Waarits, artinya Yang Maha Pewaris

98. Ar Rasyiid, artinya Yang Maha Pandai

99. As Shabuur, artinya Yang Maha Sabar


Itulah sekilas pembahasan tentang Asmaul Husna dan manfaatnya mengetahui nama - nama Allah.  Koreksi dan tambahan silahkan tulis di kolom komen ya sob!

Comments

Popular posts from this blog

Tata Penulisan (Lettering) Pada Peta

Seperti apasih Tata Penulisan (Lettering) yang benar dalam peta itu? Pada peta juga terdapat aturan-aturan dalam cara penulisan pada suatu objek-objek geografi. Setidak-tidaknya disini Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus kita patuhi, lihatlah pada (Gambar 1.12). Dibawah ini adalah beberapa aturan atau tanda untuk penulisan nama - nama suatu objek dalam peta 1) pada nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan itu haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kapital tegak. 2) untuk nama-nama samudra, nama teluk yang luas, laut, dan nama selat yang luas, maka harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital miring. 3) untuk nama-nama kota kecil dan gunung haruslah ditulis dengan menggunakan huruf kecil tegak. Pada awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar. 4) sedangkan untuk nama-nama perairan seperti sungai, danau, selat yang sempit, dan nama teluk yang sempit juga haruslah ditulis dengan huruf kecil miring. Itulah beberapa aturan penamaa

Ciri - Ciri Tari Primitif

Berikut ini adalah ciri - ciri lengkap tari Primitif di Indonesia. Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang saat itu menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini merupakan tari yang ditujukan untuk memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya adalah wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud dari permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari yang ada pada zaman primitif adalah adanya kesederhanaan pada kostum atau pakaian, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian primitif ini adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang dilakukan itu berhubungan dengan permintaan yang diinginkan kepada leluhur. Ciri-ciri tari primitif antara lain adalah:  gerak dan iringannya sangatlah sederhana, yaitu berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara ataupun gerak-gerak saja yang dilakukan tanpa iringan alat musik. • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya adalah untuk menirukan gerak binatang karen

Apa itu Teknik Bivalve dan A Cire Perdue?

Bivalve Teknik Bivalve dan A Cire Perdue adalah teknik pencetakan atau pembuatan benda - benda dari logam maupun perunggu. Teknik ini sudah digunakan sejak zaman kebudayaan perunggu. Cara bivalve, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan cetakan batu, yang terdiri atas dua buah bagian dimana diikat menjadi satu. Pada lelehan logam lalu dituangkan, dan kenudian tunggu hingga membeku. Setelah membeku, maka cetakan tersebut bisa dibuka. Kelebihannya adalah alat ini dapat digunakan hingga beberapa kali. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, adalah teknik membuat model suatu benda dari lilin yang kemudian dibungkus menggunakan tanah liat dan pada bagian atasnya diberi sebuah lubang, kemudian dibakar sehingga membuat lapisan lilin di dalamnya akan meleleh dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan dengan lelehan logam sampai penuh. Setelah logam lelehan membeku, kemudian model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam b