Pamijahan adalah ibu kota Kedusunan, juga sebagai Ibu Kota Desa Pamijahan yang dulunya bernama Desa Bongas, kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat.
Di Pamijahan terdapat makam Waliyullah yang telah dikenal dari nenek moyang warga Pamijahan, yang bernama Syekh Haji Abdul Muhyi bin Sembah Lewe Wartakusumah dan ibunya bernama R. Ajeng Tanganijah. Syekh Haji Abdul Muhyi ini adalah Keturunan Kelima Dari Sunan Giri atau Raden Paku atau Maulana 'Ainul Yaqin.
Banyak umat Islam diseluruh Indonesia yang mengunjungi makam Pamijahan ini, terutama pada hari libur biasa apalagi pada hari libur umat Islam hingga parkirannya penuh. Jika parkiran sudah penuh maka bus-bus akan diparkirkan dipinggiran jalan. Jangan heran jika banyak bus besar dipinggiran jalan menuju makam Pamijajan. Jika dari parkiran menuju makam kita akan berjalan sekitar 500 meter melalui jalan setapak yang cukup lebar dengan medan naik turun. Ketika hampir sampai ke makam kita akan menjumpai masjid. Dari masjid ini akan banyak kamar mandi dan tempat wudhu. Setelah berwudhu maka kita akan ke makam dengan jalan setapak menanjak. Kita diwajibkan melepas alas kaki. Sebaiknya alas kaki dibawa dan ditempatkan ditempat yang tidak ramai. Jangan lupa untuk nenghafal dimana tempat meletakkan alas kaki tersebut karena biasanya banyak yang lupa meletakkannya.
Di Pamijahan terdapat makam Waliyullah yang telah dikenal dari nenek moyang warga Pamijahan, yang bernama Syekh Haji Abdul Muhyi bin Sembah Lewe Wartakusumah dan ibunya bernama R. Ajeng Tanganijah. Syekh Haji Abdul Muhyi ini adalah Keturunan Kelima Dari Sunan Giri atau Raden Paku atau Maulana 'Ainul Yaqin.
Banyak umat Islam diseluruh Indonesia yang mengunjungi makam Pamijahan ini, terutama pada hari libur biasa apalagi pada hari libur umat Islam hingga parkirannya penuh. Jika parkiran sudah penuh maka bus-bus akan diparkirkan dipinggiran jalan. Jangan heran jika banyak bus besar dipinggiran jalan menuju makam Pamijajan. Jika dari parkiran menuju makam kita akan berjalan sekitar 500 meter melalui jalan setapak yang cukup lebar dengan medan naik turun. Ketika hampir sampai ke makam kita akan menjumpai masjid. Dari masjid ini akan banyak kamar mandi dan tempat wudhu. Setelah berwudhu maka kita akan ke makam dengan jalan setapak menanjak. Kita diwajibkan melepas alas kaki. Sebaiknya alas kaki dibawa dan ditempatkan ditempat yang tidak ramai. Jangan lupa untuk nenghafal dimana tempat meletakkan alas kaki tersebut karena biasanya banyak yang lupa meletakkannya.
Di Makam Pamijahan ini banyak penjual oleh - oleh seperti baju, peci, makanan, barang - barang seperti leyeh atau cobek dll.
Di Pamijahan ini berlimpah air, jadi para pezairah tidak perlu bingung untuk mck ataupun berwudhu.
Baca Juga:
Comments
Post a Comment